kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.917.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.316   -34,00   -0,21%
  • IDX 7.381   93,62   1,28%
  • KOMPAS100 1.043   4,59   0,44%
  • LQ45 790   2,77   0,35%
  • ISSI 246   3,96   1,64%
  • IDX30 410   1,86   0,45%
  • IDXHIDIV20 468   1,68   0,36%
  • IDX80 117   0,54   0,46%
  • IDXV30 119   0,44   0,37%
  • IDXQ30 130   0,33   0,25%

Inflasi Inti Jepang Melambat di Juni, Namun Tetap di Atas Target BOJ


Jumat, 18 Juli 2025 / 07:29 WIB
Inflasi Inti Jepang Melambat di Juni, Namun Tetap di Atas Target BOJ
ILUSTRASI. Inflasi inti Jepang melambat pada Juni 2025 akibat pemangkasan sementara tagihan listrik, namun tetap berada di atas target 2% Bank of Japan (BOJ). REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Inflasi inti Jepang melambat pada Juni 2025 akibat pemangkasan sementara tagihan listrik, namun tetap berada di atas target 2% Bank of Japan (BOJ).

Ini menandakan tekanan harga yang masih membayangi dan menjaga ekspektasi pasar terhadap potensi kenaikan suku bunga lanjutan.

Data terbaru Jumat (18/7) ini akan menjadi salah satu pertimbangan utama BOJ dalam rapat kebijakan moneter 30–31 Juli mendatang, di mana bank sentral diperkirakan akan merevisi naik proyeksi inflasi dalam tinjauan kuartalannya.

Baca Juga: Dolar Menguat Jelang Data Ritel AS, Yen Lesu di Tengah Ketidakpastian Pemilu Jepang

Indeks harga konsumen (CPI) inti secara nasional yang tidak memasukkan harga pangan segar yang volatil naik 3,3% secara tahunan pada Juni, sesuai konsensus pasar.

Angka ini lebih rendah dibanding kenaikan 3,7% pada Mei, sebagian besar disebabkan oleh kembali diberlakukannya subsidi bahan bakar untuk meredam beban biaya hidup rumah tangga.

Namun, indikator inflasi yang lebih ketat yang mengecualikan harga pangan segar dan energi justru naik menjadi 3,4% pada Juni dari 3,3% di bulan sebelumnya.

BOJ kerap menjadikan angka ini sebagai acuan utama untuk mengukur tekanan inflasi yang didorong oleh permintaan domestik.

Setelah mengakhiri program stimulus ultra-longgar tahun lalu, BOJ menaikkan suku bunga acuan menjadi 0,5% pada Januari 2025.

Namun, tekanan eksternal, termasuk dampak dari tarif tinggi AS, memaksa bank sentral menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Jepang pada Mei lalu, memperumit langkah normalisasi kebijakan selanjutnya.

Baca Juga: Tarif AS Ancam Industri Otomotif Jepang, Ekspor Anjlok Dua Bulan Berturut

Ekonomi Jepang sendiri menyusut pada kuartal I-2025 seiring turunnya konsumsi akibat tekanan biaya hidup.

Sementara itu, ekspor tercatat menurun pada Mei untuk pertama kalinya dalam delapan bulan terakhir, memicu kekhawatiran terhadap kemungkinan resesi.

Dalam jajak pendapat Reuters Juni lalu, mayoritas ekonom memperkirakan BOJ tidak akan menaikkan suku bunga lagi pada tahun ini.

Selanjutnya: JP Morgan Blackrock Vanguard Gemar Koleksi Saham Blue Chip Ini, Pilih Beli/Jual?

Menarik Dibaca: Cek Rekomendasi Saham Hari Ini yang Bisa Dipertimbangkan Investor dan Trader




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×