Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga konsumen inti Jepang naik 3,0% pada Desember dibandingkan tahun sebelumnya, mencatat laju tahunan tercepat dalam 16 bulan, menurut data yang dirilis pada Jumat (24/1).
Hal ini memperkuat ekspektasi pasar bahwa Bank of Japan (BOJ) akan terus menaikkan suku bunga ultra-rendah.
Baca Juga: Genjot Produktivitas Nasional, RI-Jepang Lahirkan SDM Industri Andal
Data tersebut dirilis beberapa jam sebelum BOJ menyelesaikan pertemuan kebijakan dua harinya, di mana bank sentral diperkirakan akan menaikkan suku bunga jangka pendek menjadi 0,5% dari sebelumnya 0,25%.
Kenaikan indeks harga konsumen (CPI) inti, yang tidak memasukkan harga makanan segar yang volatil, sesuai dengan perkiraan pasar median dan mengikuti kenaikan 2,7% pada November.
Ini merupakan kenaikan tahunan terbesar sejak lonjakan 3,1% yang tercatat pada Agustus 2023.
Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh berakhirnya subsidi pemerintah yang bertujuan menekan tagihan utilitas, serta dampak harga makanan yang tetap tinggi akibat lemahnya nilai yen yang membuat biaya impor tetap mahal.
Baca Juga: Bertemu Donald Trump, Menlu Jepang Curhat Ingin Terus Memperkuat Pertahanan
Indeks yang menghilangkan pengaruh harga makanan segar dan bahan bakar, yang diawasi ketat oleh BOJ sebagai indikator tekanan harga yang lebih mencerminkan permintaan domestik, naik 2,4% pada Desember dibandingkan tahun sebelumnya, tetap stabil dari November.
BOJ mengakhiri kebijakan suku bunga negatif pada Maret lalu dan menaikkan target suku bunga jangka pendek menjadi 0,25% pada Juli dengan pandangan bahwa Jepang sedang menuju pencapaian inflasi 2% yang berkelanjutan.
Gubernur BOJ Kazuo Ueda telah mengisyaratkan kesiapan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut jika kenaikan upah yang lebih luas mendukung konsumsi dan memungkinkan perusahaan terus menaikkan harga, tidak hanya untuk barang tetapi juga jasa.