Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Pada Januari 2015, tingkat inflasi konsumen Jepang kembali mereda untuk enam bulan berturut-turut. Berdasarkan data yang dirilis pemerintah Jepang, indeks harga konsumen (IHK) Jepang hanya naik 2,2% pada Januari dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Sementara, hasil survey Reuters menunjukkan adanya kenaikan inflasi sebesar 2,3% atau turun dari kenaikan 2,5% pada Desember.
Jika tidak menghitung dampak dari kenaikan pajak penjualan, IHK nasional Jepang hanya naik 0,2%. Angka tersebut berada di bawah ekspektasi analis sebesar 0,3% dan turun dari posisi Desember yang berada di level 0,5%.
Sedangkan inflasi inti Tokyo untuk Februari naik 2,2% secara year on year. Level tersebut tak berubah dari posisi bulan sebelumnya dan sejalan dengan prediksi analis.
Tingkat inflasi Januari tersbeut meningkatkan ekspektasi bahwa Bank of Japan harus mengambil kebijakan stimulus lagi agar mencapai target inflasi.
"BOJ terus mengubah kalimat untuk menjelaskan outlook IHSK: 'inflasi di kisaran 1,25%, kemudian direvisi menjadi sekitar 1%, dan saat ini IHK melambat untuk beberapa waktu ke depan.' Seiring penurunan harga energi yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi, turunnya inflasi akibat harga minyak sepertinya tidak akan memicu digelontorkannya quantitative easing," papar Standard & Poor's.
S&P memprediksi, di kuartal tiga, tingkat inflasi Jepang akan kembali naik. "BOJ akan sabar menunggu hingga saat itu tiba," imbuh S&P.