kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi Korea Selatan picu ekspektasi kenaikan suku bunga


Jumat, 02 Juli 2021 / 12:36 WIB
Inflasi Korea Selatan picu ekspektasi kenaikan suku bunga
ILUSTRASI. Logo Bank of Korea. REUTERS/Kim Hong-Ji/File Photo GLOBAL BUSINESS WEEK AHEAD


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - SEOUL. Inflasi konsumen di Korea Selatan bertahan di atas 2% dalam 3 bulan secara berturut-turut hingga Juni. Hal tersebut menambah tekanan pada pembuat kebijakan untuk menaikkan suku bunga lebih cepat.

Banyak ekonom sekarang memperkirakan kenaikan suku bunga dasar dari rekor terendah saat ini sebesar 0,50% pada awal kuartal ketiga tahun 2021 dikarenakan harga rumah melonjak dan inflasi tetap di atas 2%.

Mengutip Reuters, data pemerintah menunjukkan inflasi Juni naik 2,4% secara tahunan. Hasil itu sedikit meleset dari perkiraan analis yang bilang akan naik 2,5%.

Rincian data menunjukkan biaya produk pertanian, peternakan dan perikanan naik 10,4% per tahun, sedangkan minyak bumi melonjak 19,9%.

"Karena dampak dari perbandingan yang rendah terus berlanjut selama beberapa bulan mendatang, dan karena harga makanan segar kemungkinan naik menjelang musim hujan dan liburan Chuseok, inflasi akan terus bertahan di atas 2% untuk beberapa waktu," kata ekonom di Eugene Investment & Securities,  Kim Yeon. -jin .

Baca Juga: Mayoritas bursa Asia menguat, mengekor kenaikan Wall Street

Kim menambahkan, anggaran tambahan yang direncanakan pemerintah dan pemberian uang tunai juga kemungkinan akan mengangkat sektor jasa dan meningkatkan permintaan. Asal tahu saja, pemerintah mengumumkan anggaran tambahan 33 triliun won atau setara US$ 29,08 miliar yang mencakup bantuan pandemi untuk rumah tangga.

Korea Selatan dipandang sebagai ekonomi pertama Asia yang menarik kembali stimulus moneter era pandemi dan menormalkan kebijakan pelonggaran. Gubernur Bank of Korea (BOK) Lee Ju-yeol mengatakan pekan lalu bank akan mulai menormalkan kebijakan moneter yang mudah pada akhir tahun.

Naiknya biaya input karena tekanan inflasi juga membebani produsen Korea Selatan, dengan BOK dalam laporan minggu ini mengatakan 49% dari 281 perusahaan yang disurvei memberikan biaya yang lebih tinggi kepada klien.

Sementara itu, indeks harga konsumen inti, yang tidak termasuk energi yang bergejolak dan harga pangan, berada di 1,2%, tidak berubah dari Mei ketika naik pada laju paling tajam sejak November 2018.

Namun, pada basis bulan ke bulan, inflasi headline minus 0,1%, jatuh ke wilayah negatif untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan, dibandingkan dengan positif 0,1% di bulan Mei.

Bank of Korea saat ini melihat inflasi sebesar 1,8% untuk keseluruhan tahun 2021 dan 1,4% untuk 2022.

Selanjutnya: Hasil IPO di Kawasan Asia Mencapai Rekor




TERBARU

[X]
×