kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inflasi rendah, stimulus Jepang berlanjut


Senin, 27 April 2015 / 08:14 WIB
Inflasi rendah, stimulus Jepang berlanjut
ILUSTRASI. Tumis Jamur Baso ini menggunakan air kaldu ayam agar rasanya semakin gurih dan menggoda (Youtube/Rudy Simple TV)


Reporter: Fitri Nur Arifenie | Editor: Uji Agung Santosa

TOKYO. Data surplus neraca anggaran yang baru saja dirilis menjadi kabar baik bagi ekonomi Jepang. Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ) memperkirakan inflasi hanya 2% selama dua tahun berturut-turut, mulai tahun fiskal 2016.

Mengutip Bloomberg, orang-orang yang mengetahui isi pertemuan dewan gubernur bank sentral Jepang mengungkapkan, BOJ sedang mengkaji apakah harus mengurangi atau mempertahankan stimulus moneter. Meski begitu, "Bank sentral Jepang harus mempertimbangkan cara untuk memperlambat inflasi, bukannya malah mempertajam terutama ketika pasar mengharapkan sebuah ekspansi stimulus," ujar Kazuhiko Ogata, ekonom di Credit Agricole SA.

Tapi, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda menegaskan, pembicaraan soal pengurangan stimulus masih terlalu dini. Apalagi, inflasi belum mencapai target yang dipatok bank sentral Jepang yakni 2%. Kuroda memproyeksikan target inflasi tersebut baru tercapai pada Maret 2016 atau paling cepat awal tahun depan.

BOJ akan terus menerapkan stimulus sampai inflasi alias kenaikan harga konsumen di Jepang stabil. Indeks utama BOJ menunjukkan, inflasi negeri matahari terbit menuju ke nol persen atawa 0% pada Februari lalu. Ini buntut dari penurunan harga minyak mentah dunia lebih dari 40% pada tahun lalu.

Pada 2015, BOJ memangkas angka proyeksi inflasi tahun fiskal 2015 dari 1,7% menjadi 1%. Ini adalah revisi kedua BOJ sejak Maret 2013.

Risiko deflasi

Beberapa pejabat BOJ menyadari, bank sentral Jepang harus menghentikan pembelian aset pada Maret 2018. Saat ini, ekonomi menghadapi risiko deflasi lebih rendah ketimbang Oktober lalu, saat BOJ mendukung stimulus. Toh, Kuroda bersikeras BOJ tak akan mengubah program pembelian aset.

Selain itu, Kuroda menambahkan, bank sentral Jepang tidak bakal ragu memperluas pelonggaran moneter untuk mencapai target inflasi sebesar 2%. Sebanyak 22 ekonom dari 34 ekonom dalam survei Bloomberg yang dilakukan pada 31 Maret hingga 3 April meramalkan, BOJ akan memperluas pelonggaran moneter pada akhir Oktober 2015.

Bulan lalu, ada 23 analis yang memperkirakan Jepang akan menambah stimulus. Dalam laporan terakhir World Economic Outlook yang dirilis awal bulan ini, Dana Moneter Internasional IMF mengatakan, bank sentral Jepang harus mempertimbangkan penambahan stimulus untuk mencapai tujuannya.

Menurut IMF, BOJ bisa meningkatkan porsi pembelian aset swasta dan memperluas pembelian obligasi dalam jangka waktu lama. Catatan saja, lewat program stimulusnya, setiap tahun BOJ berencana memborong obligasi senilai ¥ 80 triliun atau sekitar US$ 673 miliar. "Saya pikir BOJ akan menjaga kebijakan moneternya," kata Daiju Aoki, ekonom senior di UBS yang berbasis di Tokyo.

Sebanyak empat analis dari 32 analis yang disurvei Bloomberg yakin BOJ akan menghentikan pembelian obligasi tahun depan. Lalu, sembilan analis meramalkan program penghentian stimulus baru terjadi di 2018. Sementara analis lainnya belum bisa memprediksikan kapan program stimulus disetop.




TERBARU

[X]
×