kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inggris akan menunda Brexit jika anggota parlemen menolak kesepakatan


Kamis, 07 Maret 2019 / 16:22 WIB
Inggris akan menunda Brexit jika anggota parlemen menolak kesepakatan


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - LONDON.  Inggris mungkin harus menunda meninggalkan Uni Eropa jika anggota parlemen menolak kesepakatan perceraian yang diusulkan pemerintah dalam pemungutan suara minggu depan. Hal itu dikatakan Menteri Keuangan Philip Hammond pada hari Kamis, (7/3).

Kecuali jika Perdana Menteri Inggris Theresa May berhasil meyakinkan Parlemen Inggris untuk menyetujui perjanjian perceraiannya. Bila tidak, maka anggota parlemen harus memutuskan apakah akan menunda Brexit atau mendorong ekonomi terbesar kelima dunia tersebut ke dalam kekacauan, dengan meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan.

“Sikap pemerintah sangat jelas, apa kemauan parlemen tentang hal ini. Apakah parlemen akan memilih untuk tidak meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan, ”kata Hammond kepada radio BBC, seperti dikutip Reuters.

Hammond memperingatkan kolega-koleganya di parlemen, jika mereka gagal mendukung kesepakatan pemerintah, mereka menghadapi risiko hubungan ekonomi yang tidak pasti dengan Eropa.

"Kami kemudian akan berada di wilayah yang tidak diketahui di mana konsensus harus ditempa di House of Commons (DPR) dan itu pasti akan berarti kompromi yang dibuat," katanya. Maka ia mengusulkan, cara parlemen untuk menghindarinya adalah dengan memilih kesepakatan.

Anggota parlemen pada 15 Januari lalu telah memberikan suara 432-202 melawan kesepakatannya, kekalahan terburuk pemerintah dalam sejarah parlementer Inggris modern.

Sebagian besar kekalahan tersebut disebabkan oleh hambatan Irlandia, yang dimaksudkan untuk menghindari kembalinya perbatasan tegas antara Irlandia Utara dan Republik Irlandia.

Pejabat  Uni Eropa pada hari Rabu (6/3) mengatakan pembicaraan Inggris dengan Uni Eropa tentang perubahan kesepakatan perceraiannya tidak menghasilkan kemajuan dan tidak ada solusi cepat yang terlihat.

Inggris menginginkan perubahan yang mengikat secara hukum untuk memastikan hal itu tidak akan terbatas, untuk menghilangkan kekhawatiran di antara anggota parlemen bahwa Inggris dapat dikunci dalam kesatuan pabean yang berkelanjutan dengan Uni Eropa.

Ketika ditanya secara langsung apakah Hammond akan meninggalkan pemerintah jika May memutuskan untuk pergi tanpa kesepakatan, dia mengatakan: "Saya selalu mengatakan bahwa saya percaya itu akan menjadi hasil yang sangat buruk bagi Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan."



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×