Sumber: Bloomberg | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inggris telah menyetujui pinjaman sebesar £2,3 miliar (setara US$3 miliar) kepada Ukraina untuk pembelian peralatan militer. Pinjaman ini didanai melalui keuntungan yang dihasilkan dari aset-aset Rusia yang dibekukan.
Langkah ini merupakan bagian dari paket bantuan sebesar US$50 miliar yang diumumkan pada bulan Juni oleh negara-negara Group of Seven (G-7) dan Uni Eropa.
Bagian dari Paket Bantuan Internasional
Dalam kerangka paket tersebut, Uni Eropa dan Amerika Serikat masing-masing berencana menyumbang sekitar US$20 miliar, sementara Kanada, Jepang, dan Inggris akan menyumbang sisanya.
Pinjaman ini menjadi pertama kalinya Inggris merinci kontribusinya terhadap paket tersebut, yang bertujuan untuk mendukung Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia yang terus berlanjut.
Baca Juga: Intelijen Korsel Buktikan 1.500 Pasukan Khusus Korea Utara Telah Dikirim ke Rusia
Sekretaris Pertahanan Inggris, John Healey, menyatakan bahwa langkah ini memanfaatkan hasil dari "rezim korup Putin" untuk digunakan sebagai pinjaman bagi Ukraina. Ia menegaskan bahwa Ukraina akan menentukan sendiri jenis senjata, sistem, dan amunisi yang mereka butuhkan.
Ukraina Membutuhkan Dana Tambahan
Pendanaan ini sangat penting bagi Ukraina, yang saat ini menghadapi tantangan finansial di tengah pertempuran yang berlanjut dan musim dingin yang segera tiba. Bersama dengan Healey, Menteri Keuangan Inggris Rachel Reeves menyatakan bahwa Inggris ingin memastikan bahwa dana ini dapat segera sampai ke Ukraina.
Pemerintah Inggris juga telah menyatakan bahwa pinjaman ini merupakan bagian dari £12,8 miliar bantuan yang telah dikomitmenkan sebelumnya, yang mencakup bantuan militer, ekonomi, dan kemanusiaan.
Dana dari Aset Rusia yang Dibekukan
Negara-negara G-7 telah membekukan sekitar US$280 miliar aset bank sentral Rusia, dengan mayoritas dana tersebut berada di Eropa. Dana ini diharapkan menghasilkan keuntungan sebesar US$3 miliar hingga US$5 miliar per tahun, yang kemudian dapat digunakan untuk mendanai pinjaman kepada Ukraina.
Namun, rencana pinjaman ini menghadapi hambatan, terutama karena adanya penolakan dari Hungaria terhadap perubahan dalam rezim sanksi Uni Eropa. Langkah ini diperlukan untuk membuka akses terhadap pendanaan signifikan dari Amerika Serikat. Meski demikian, Amerika Serikat diperkirakan tetap akan berkontribusi meskipun ada oposisi dari Budapest.
Baca Juga: Ini Peringatan NATO kepada Rusia dan Korea Utara
Fokus pada Pertahanan Ukraina
Healey menegaskan bahwa bantuan ini ditujukan untuk memperkuat kemampuan Ukraina dalam mempertahankan diri dari invasi brutal yang ilegal oleh Rusia.
Meskipun Inggris belum mengonfirmasi apakah Ukraina akan diizinkan membeli rudal Storm Shadow untuk menyerang target di Rusia, Healey menyatakan bahwa tujuan utama pinjaman ini adalah untuk memastikan Ukraina dapat bertahan dan menang dalam konflik ini.
Komitmen Inggris terhadap Pertahanan
Selain bantuan kepada Ukraina, pemerintah Inggris juga telah berkomitmen untuk meningkatkan anggaran pertahanan menjadi 2,5% dari PDB. Menteri Keuangan Rachel Reeves mengatakan bahwa detail mengenai kapan target ini akan dicapai akan disampaikan segera, dan bahwa komitmen ini akan sepenuhnya didanai sesuai dengan aturan fiskal Inggris.
Dengan tambahan pinjaman baru ini, Inggris semakin memperkuat posisinya sebagai salah satu negara pendukung utama Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia yang berkepanjangan, dengan fokus pada bantuan militer yang akan membantu Ukraina mempertahankan kedaulatannya.