kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan Citigroup angkat kaki bisnis dari konsumer di 13 negara


Jumat, 16 April 2021 / 01:30 WIB
Ini alasan Citigroup angkat kaki bisnis dari konsumer di 13 negara


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Citigroup Inc, perusahaan finansial asal Amerika Serikat (AS) mencatatkan pendapatan bersih sebesar US$ 7,9 miliar pada akhir kuartal I 2021. Dalam siaran persnya, perusahaan mencatat total laba senilai US$ 19,3 miliar. 

Total pendapatan bersih tercatat meningkat dari periode setahun sebelumnya yang baru mencapai US$ 2,5 miliar. Meskipun begitu, total pendapatan masih lebih rendah dari kuartal I 2020 lalu yang menembus US$ 20,7 miliar atau turun sekitar 6,76% secara year on year (yoy). 

"Awal tahun ini lebih baik dari yang diharapkan, dan kami optimis dengan kondisi makro. Kami berkomitmen untuk melayani klien kami melalui pemulihan dan pemosisian bank untuk periode pertumbuhan yang berkelanjutan," ujar CEO Citi Jane Fraser dalam keterangannya, Kamis (15/4). 

Baca Juga: Perusahaan teknologi global kian aktif menggalang dana

Selain dari kondisi kinerja yang terpantau stabil, Citigroup juga menyebut posisi permodalan masih sangat kuat yakni mencapai 11,7%. Dengan tingkat liquidity coverage ratio atau LCR yang mencapai 115% atau jauh di atas ketentuan. 

Dalam keterangan resmi tersebut, Fraser juga mengumumkan rencananya untuk keluar dari bisnis perbankan ritel (konsumer) di 13 pasar Asia dan kawasan Eropa, Timur Tengah dan Afrika. Ke depan, Citigroup akan memfokuskan perbankan konsumen di empat pusat kekayaan dunia yakni Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab dan London. 

"Ini memposisikan kami untuk menangkap pertumbuhan yang kuat dan pengembalian menarik yang ditawarkan bisnis manajemen kekayaan melalui pusat-pusat penting ini," imbuh Fraser. 

Citigroup akan keluar dari waralaba perbankan konsumennya di Australia, Bahrain, China, India, Indonesia, Korea Selatan, Malaysia, Filipina, Polandia, Rusia, Taiwan, Thailand dan Vietnam.

Baca Juga: Pelarangan vaksin J&J berpotensi bikin rupiah loyo, data ekonomi China jadi harapan

Hanya saja, Citigroup akan terus melayani di pasar-pasar tersebut kepada pelanggan dari klien institusionalnya, karena tetap penting bagi jaringan global Citi. Meskipun memiliki bisnis yang sangat baik di 13 negara tersebut, kata Fraser, Citi tidak memiliki skala yang dibutuhkan untuk bersaing.

Pihaknya meyakini seluruh modal, investasi dolar, dan sumber daya lainnya akan digunakan dengan lebih baik untuk menghadapi peluang pengembalian yang lebih tinggi dalam pengelolaan kekayaan atau wealth management dan bisnis kelembagaan Citi di Asia.

"Kami akan terus memberikan informasi terbaru kepada Anda tentang keputusan strategis yang kami buat sementara kami bekerja untuk meningkatkan pengembalian yang kami berikan kepada pemegang saham kami,” paparnya. 

Jika merujuk pada laporan keuangan perusahaan, kinerja Global Consumer Banking atau perbankan ritel Citigroup memang terkontraksi cukup besar. Hingga akhir Maret 2021 total pendapatan yang diperoleh dari segmen ini tercatat sebesar US$ 7,03 miliar atau menurun 14% dari realisasi tahun sebelumnya US$ 8,17 miliar. 

Baca Juga: Kasus virus corona melonjak, PM Kamboja: Kita sudah di ambang kematian!

Dibandingkan dengan segmen bisnis lain seperti institutional banking dan korporasi pertumbuhan itu cukup dalam. Tercatat institutional client group Citi turun relatif rendah yakni 2% secara yoy menjadi US$ 12,22 miliar. 

Perlambatan yang terjadi pada bisnis di segmen konsumer ini pun membuat total pendapatan Citigroup terkontraksi sekitar 7% menjadi US$ 19,32 miliar dari posisi kuartal I 2020 sebesar US$ 20,73 miliar. Meskipun secara kuartalan masih naik sebesar 17%.

Bila dirinci lebih dalam, kontraksi pendapatan dari bisnis konsumer terjadi baik di bisnis ritel maupun kartu. Tercatat bisnis kartu menunjukkan kontraksi sebesar 7% year on year (yoy) menjadi US$ 2,84 miliar. Sedangkan bisnis kartu turun lebih dalam mencapai -18% yoy menjadi US$ 4,19 miliar. 

Selanjutnya: Data pekerjaan Australia mulai tumbuh kembali seperti sebelum pandemi




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×