Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - LONDON. Jeremy Hunt kini menjabat sebagai Menteri Keuangan Inggris. Mantan Sekretaris Luar Negeri tersebut ditunjuk menggantikan Kwasi Kwarteng yang sudah diberhentikan Perdana Menteri Inggris Liz Truss akibat kebijakan ekonomi yang compang-camping di tengah krisis biaya hidup di negara itu.
Jeremy Hunt menjadi menteri keuangan keempat Inggris di tahun ini. Tugasnya akan berat untuk mengendalikan kondisi ekonomi negara itu.
Menteri Keuangan baru itu menyebutkan bahwa Inggris saat ini menghadapi pilihan yang sulit dalam membuat kebijakan pajak dan belanja negara.
Baca Juga: Biden: Rencana Ekonomi Perdana Menteri Inggris Liz Truss Adalah Sebuah Kesalahan
Ia mengisyaratkan kemungkinan kebijakan pemotongan pajak tetap akan dilakukan tetapi tidak akan seagresif yang direncakananya pendahulunya. Hal itu dilakukan untuk menstabilkan negara itu setelah gejolak ekonomi dan politik selama beberapa minggu.
Hunt mengatakan, beberapa pajak memang masih harus tetap akan dinaikkan untuk mendanai belanja negara. Sementara anggaran pengeluaran akan dikurangi dalam beberapa bulan ke depan karena masih ada cara yang bisa dilakukan untuk melakukan efisiensi. "Itulah kenyataan dari situasi yang sangat menantang yang kami hadapi," kata Hunt pada Sky News, Sabtu (15/10).
Perdana Menteri Inggris sebelumnya bersikeras bahwa rencana pemotongan pajaknya akan mendorong pertumbuhan ekonomi Inggris. Namun, keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintahannya menyebabkan mata uang Inggris anjlok dan mencoreng kredibilitasnya.
Truss sebelumnya berjanji akan memangkas pajak 45 miliar pounds tanpa menjelaskan bagaimana pemerintah akan mendanai. Kebijakan itu kemudian menuai kontroversi dan memicu gejolak pasar.
Hunt sepakat bahwa Inggris harus mengejar pertumbuhan ekonomi. Namun, ia tidak setuju dengan strategi kebijakan yang dilakukan pendahulunya. Menurutnya, menggunakan pinjaman untuk mendanai pemangkasa pajak tidak akan berhasil.
Menteri Keuangan itu akan menghadapi tantangan besar dalam memenangkan pasar meskipun Truss sudah membatalkan rencananya memangkas pajak perusahaan hingga 20 miliar per tahun.
Menurut Hunt, pelaku pasar saat ini hanya menginginkan pemerintah bisa menjaga stabilitas. Ia bilang, tidak ada menteri keuangan mana pun yang bisa mengendalikan pasar. Namun, yang bisa dilakukan adalah memastikan bahwa pembayaran pajak dan pengeluaran negara berjalan baik.
Hunt mengatakan, semua departemen pemerintah harus melakukan efisiensi terhadap pos-pos pengeluaran yang memang masih bisa ditekan. Pernyataan itu berpotensi membuat perdana menteri menarikan ucapannya saat menyakinkan parlemen pada Rabu (13/10) bahwa tidak akan ada pemangkasan pengeluaran.
Baca Juga: Mantan Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt Ditunjuk Jadi Menteri Keuangan
Ia juga menolak berkomitmen pada Janji Truss untuk meningkatkan anggaran pertahanan menjadi 3% dari output ekonomi.
Rencana Hunt ini akan jadi perubahan drastis dari rencana dalam kampanye politik yang dilakukan Truss sebelumnya dan tentu akan mempertaruhkan reputasi politiknya.
Mantan rival Truss dalam memperbutkan kursi Perdana Menteri, Rishi Sunak sebelumnya juga telah memperingatkan bahwa rencana kebijakan ekonomi yang diusung Truss dan Kwarteng atau disebut Trussonomics akan memicu gejolak pasar.
Dan betul saja, Truss dan Kwarteng gagal menyakinkan pasar keuangan bahwa rencana mereka kredibel. Paket 23 September, mereka memicu aksi jual yang mengirim pound ke level terendah sepanjang masa terhadap dolar dan memaksa Bank of England (BoE) untuk campur tangan di pasar emas untuk mencegah bagian penting dari industri pensiun runtuh.