Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Arab Saudi akan meningkatkan kapasitas jemaah umrah hingga 2 juta per bulan, mulai 9 Agustus 2021. Hal itu diumumkan langsung oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
Jumlah jemaah umrah yang mencapai 2 juta tersebut melonjak dari sebelumnya yang hanya 60.000 jemaah selama pandemi Covid-19. Kebijakan penambahan kapasitas jemaah umrah tersebut diumumkan melalui Saudi Press Agency (SPA) pada Minggu (8/8/2021).
Penerimaan jemaah umrah terbuka bagi warga dan penduduk mukim, serta secara bertahap membuka perjalanan umrah bagi jemaah yang berasal dari sejumlah negara di dunia.
Syarat jemaah umrah
Dikutip dari situs SPA, para jemaah nantinya harus memenuhi syarat berupa dikeluarkannya izin untuk umrah yang dikeluarkan melalui aplikasi Etamarna dan Tawakalna. Izin yang dikeluarkan melalui aplikasi tersebut akan digunakan untuk berbagai keperluan termasuk untuk menaiki bus.
Untuk menaiki bus, penumpang bus nantinya juga akan dipastikan tak melebihi 50 persen dari kapasitas, agar orang-orang bisa menjaga jarak, serta alat sterilisasi tersedia.
Baca Juga: PTPP dan BPKH berencana bangun fasilitas akomodasi dan hotel di Arab Saudi
Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dr Abdulfattah bin Sulaiman Mashat menyampaikan bahwa Kementerian Haji dan Umrah telah berkoordinasi dengan otoritas berwenang guna menentukan asal dan jumlah jamaah umrah.
Mashat juga menjelaskan soal protokol bagi Jemaah umrah dari dalam Arab Saudi yaitu diharuskan melakukan vaksinasi yang dapat dibuktikan dalam aplikasi Tawakalna.
Baca Juga: Arab Saudi Masih Menutup Umrah bagi Indonesia
Ketentuan aturan vaksinasi jemaah umrah:
Sudah menerima dua dosis vaksin Covid-19 Sudah divaksin dosis pertama dengan jarak 14 hari dari saat ia vaksin Orang yang sudah divaksin kemudian terinfeksi dan sudah pulih.
Adapun bagi Jemaah yang berasal dari luar Arab Saudi maka harus disyaratkan:
- Melampirkan surat keterangan imunisasi yang disahkan pejabat berwenang di negara pelaku umrah yang dimasukkan dalam dokumen permohonan pelaksanaan umrah dengan ketentuan vaksin yang telah disetujui Arab Saudi.
- Melampirkan Pengakuan atas kebenaran informasi dan komitmen terhadap prosedur karantina institusional bagi masuknya pelancong dari luar negeri yang negara-negaranya masuk dalam kategori penangguhan dengan mekanisme karantina yang telah disetujui otoritas berwenang.
Baca Juga: Arab Saudi berencana buka ibadah umrah, pemerintah Indonesia tunggu regulasi resmi
Jemaah Indonesia
Sementara itu, dikutip dari Kompas.com 28 Juli 2021 pelaksana Tugas Direktur Jenderal Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kemenag Khoirizi mengatakan ada sejumlah syarat yang harus dipenuhi oleh para calon jemaah luar negeri termasuk Indonesia.
Adapun syarat tersebut tercantum dalam surat Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi yakni:
- Berusia 18 tahun ke atas
- Melakukan karantina 14 hari bagi 9 negara yakni India, Pakistan, Indonesia, Mesir, Turki, Argentina, Brasil, Afrika Selatan dan Lebanon di negara ketiga sebelum tiba di Arab Saudi
- Melakukan karantina 14 dari penerbangan langsung untuk selain 9 negara tersebut
- Vaksinasi lengkap menggunakan vaksin Pfizer, Moderna, AstraZeneca atau Johnson & Johnson
- Mendapatkan suntikan booster satu dosis dari Pfizer, Moderna, AstraZeneca atau Johnson & Johnson bagi jemaah yang mendapat vaksin produk China.
Baca Juga: Saudi membuka umrah, pemerintah dan asosiasi sepakat prioritaskan penanganan Covid-19
Dikutip dari Kompas.com (8/8/2021), Konsul Jenderal RI di Jeddah Eko Hartono mengatakan, meksipun dapat berangkat umrah, namun pihaknya mengimbau agar jemaah asal Indonesia menunda rencana umrah.
"Untuk saat ini, sebaiknya menunda dulu umrah sambil berusaha agar pandemi Covid-19 di Indonesia bisa segera ditangani bersama dengan baik," ujar Eko.
Namun, apabila masyarakat Indonesia yang tetap ingin menunaikan umrah tahun ini, Eko tetap mempersilakan asal memenuhi syarat yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapasitas 2 Juta Jemaah Per Bulan, Ini Aturan Arab Saudi soal Umrah"
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Rizal Setyo Nugroho