Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Para pekerja jarak jauh atau remote job di seluruh dunia akan mengalami rasa lelah, secara fisik dan psikis.
Melansir Quartz, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengakui bahwa kelelahan kerja dari rumah dan masalah lainnya telah menjadi fenomena global. Bahkan WHO telah mengeluarkan peringatan dalam sebuah laporan baru bulan ini.
Jika perusahaan, anggota parlemen, dan karyawan tidak secara kolektif mengelola cara kerja jarak jauh, model kerja dari rumah dapat menciptakan kondisi berbahaya, yakni berdampak buruk bagi kesehatan karyawan.
Pekerjaan jarak jauh dapat menyebabkan masalah fisik dan psikologis
Banyak masalah yang muncul dalam laporan telah dipelajari dan dibedah sejak pandemi dimulai.
Baca Juga: Tak Perlu ke RS, Ini yang Harus Dilakukan Pasien Omicron Bergejala Ringan
Orang mungkin membahayakan kesehatan mereka dengan menghabiskan lebih banyak waktu di spreadsheet dan panggilan konferensi, misalnya, daripada berolahraga atau bersosialisasi.
Karyawan dapat merasakan tekanan yang luar biasa untuk selalu berhubungan dengan manajer dan tim mereka.
"Sementara itu, bekerja keras dalam isolasi fisik dapat memicu masalah seperti kesepian, lekas marah, khawatir, dan rasa bersalah", kata laporan itu, mengutip penelitian.
Karyawan juga mungkin mengalami lebih banyak pelecehan ketika ada lebih sedikit saksi untuk mencegah pengganggu atau pemangsa di tempat kerja, dan mereka mungkin mengalami lebih banyak kekerasan atau konflik di rumah.
Baca Juga: 5 Gejala Terbaru Anda Terinfeksi Omicron, Bukan Anosmia dan Batuk
Laporan komprehensif ini dengan hati-hati menyajikan banyak bukti bahwa bekerja dari jarak jauh juga dapat membuat beberapa orang lebih sehat.
Dengan menghemat waktu (dan menghindari kerepotan) dengan tidak harus bolak-balik, pekerja jarak jauh lebih mungkin untuk berolahraga setidaknya 30 menit per hari.
Setidaknya satu penelitian juga menemukan bahwa pekerja jarak jauh lebih sedikit mengalami depresi daripada orang yang tidak bekerja dari rumah.
Orang yang bekerja secara virtual juga menghabiskan lebih banyak waktu memasak di rumah, yang cenderung lebih sehat daripada makan di restoran.
Baca Juga: Masa Perawatan Pasien Omicron Disebut Lebih Singkat
"Namun, pekerjaan jarak jauh dapat memiliki dampak yang mengerikan,” jelas Maria Neira, direktur departemen lingkungan, perubahan iklim dan kesehatan di WHO, mengatakan dalam siaran pers.
Dia menambahkan, “Ke arah mana bandul berayun tergantung sepenuhnya pada apakah pemerintah, pengusaha, dan pekerja bekerja sama.”
Saran WHO untuk membuat pekerjaan jarak jauh lebih sehat
Untungnya, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan perusahaan untuk membuat pekerjaan jarak jauh lebih sehat yang sekarang telah menjadi bagian dari budaya kerja kita.
Berikut adalah beberapa ide yang dibagikan oleh WHO.
- Mendorong karyawan untuk menetapkan batasan di sekitar jam kerja mereka dan jadwal kerja reguler. (Karyawan mungkin memilih untuk melacak jam kerja mereka secara pribadi untuk memastikan mereka tidak bekerja secara berlebihan.)
- Manajer dan pekerja harus mendiskusikan bagaimana memberi sinyal bahwa seseorang ada atau tidak ada.
- Rekan kerja dan manajer harus tetap berhubungan dengan pembaruan rutin dan pertemuan brainstorming, karena berkomunikasi lebih banyak dapat mengurangi tingkat stres. Namun, perhatikan berapa jam yang telah dihabiskan seseorang dalam rapat online.
- Mendorong pekerja untuk melakukan hal-hal yang bersifat sosial dan aktif, yang dapat mencakup istirahat dan olahraga
- Pastikan bahwa karyawan memiliki apa yang mereka butuhkan untuk membuat stasiun kerja yang ergonomis
- Melatih karyawan jarak jauh tentang etiket digital dan pastikan pekerja tahu cara mengenali dan melaporkan penyalahgunaan online