kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.328   26,00   0,16%
  • IDX 7.398   86,28   1,18%
  • KOMPAS100 1.045   8,58   0,83%
  • LQ45 789   3,60   0,46%
  • ISSI 248   5,04   2,07%
  • IDX30 409   1,66   0,41%
  • IDXHIDIV20 466   1,61   0,35%
  • IDX80 118   1,07   0,92%
  • IDXV30 119   0,63   0,53%
  • IDXQ30 130   0,11   0,08%

Ini Nilai Kekayaan yang Menentukan Kelas Sosial: Bawah, Menengah, dan Atas (2025)


Senin, 21 Juli 2025 / 03:56 WIB
Ini Nilai Kekayaan yang Menentukan Kelas Sosial: Bawah, Menengah, dan Atas (2025)
ILUSTRASI. Dengan mengetahui karakteristik dan tantangan keuangan setiap kelas sosial, bisa memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang dibutuhkan. KONTAN/Muradi


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Artikel ini membahas mengenai masyarakat di Amerika. Namun bisa dijadikan sedikit gambaran dengan kondisi yang ada di Indonesia.

Dalam ekonomi berbiaya hidup tinggi saat ini, memahami posisi finansial Anda bisa menjadi hal yang menarik dan mencerahkan. Istilah "miskin", "kelas menengah", dan "kaya" sering digunakan untuk menggambarkan status sosial ekonomi, tetapi apa arti label-label ini dalam kaitannya dengan kekayaan bersih?

Melansir New Trader U, artikel ini membahas karakteristik dan tantangan keuangan setiap kelas sosial, memberikan gambaran yang jelas tentang apa yang dibutuhkan untuk dianggap sebagai bagian dari kelompok ini pada tahun 2025. 

Dengan mengeksplorasi nuansa akumulasi kekayaan dan stabilitas keuangan, pembaca dapat lebih memahami kondisi ekonomi mereka dan strategi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan keuangan mereka.

1. Kelas Kemiskinan (20% Terbawah)

Kelas kemiskinan mewakili 20% terbawah populasi, dengan kekayaan bersih median sekitar US$ 6.030 atau setara dengan Rp 98,228 juta (kurs Rp 16.290). Kelompok ini sering kali mencakup individu muda yang terbebani utang mahasiswa yang besar atau pekerjaan bergaji rendah, yang menyebabkan gaya hidup di mana mereka seringkali hidup pas-pasan.

Baca Juga: Salah Kaprah Kelas Menengah: 6 Barang yang Dibeli dan Dianggap Aset, Padahal Bukan

Demografi ini menghadapi tantangan keuangan yang signifikan, dengan tabungan terbatas dan utang berbunga tinggi menjadi masalah umum. 

Terlepas dari kendala-kendala ini, terdapat strategi untuk meningkatkan stabilitas ekonomi, seperti penganggaran, pengurangan pengeluaran, dan pendidikan keuangan. Hal terpenting adalah mencari pekerjaan dengan mobilitas ke atas atau beralih ke pekerjaan dengan gaji yang lebih tinggi.

Pentingnya pemajemukan dalam rencana tabungan dan investasi jangka panjang tidak dapat dilebih-lebihkan, karena bahkan tabungan kecil yang konsisten dapat tumbuh secara signifikan seiring waktu. Menyisihkan sejumlah uang untuk mulai membangun modal juga penting.

2. Kelas Menengah Bawah (20% Berikutnya)

Kelas menengah bawah didefinisikan oleh kekayaan bersih rata-rata sekitar US$ 43.760 atau Rp 712,850 juta. Kelompok ini biasanya mencakup keluarga muda dan individu awal karier yang menabung dan berinvestasi secara moderat. 

Dinamika keuangan untuk kelas ini sering kali melibatkan pengelolaan anggaran ketika pendapatan meningkat untuk menghindari peningkatan pengeluaran, yang dapat menghambat akumulasi kekayaan.

Baca Juga: Kelas Menengah Diimbau untuk Tidak Membeli Mobil Baru, Ini Alasan Utamanya

Individu dalam kategori ini harus mengelola pengeluaran secara efektif dan mengalokasikan dana untuk tabungan dan investasi. Memulai tabungan pensiun sejak dini dan memanfaatkan rekening pensiun yang disponsori perusahaan dapat meningkatkan stabilitas keuangan secara signifikan. 

Dengan memprioritaskan perencanaan dan disiplin keuangan, individu dapat mempersiapkan diri untuk kesuksesan ekonomi di masa depan. 




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×