kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.927.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.328   26,00   0,16%
  • IDX 7.398   86,28   1,18%
  • KOMPAS100 1.045   8,58   0,83%
  • LQ45 789   3,60   0,46%
  • ISSI 248   5,04   2,07%
  • IDX30 409   1,66   0,41%
  • IDXHIDIV20 466   1,61   0,35%
  • IDX80 118   1,07   0,92%
  • IDXV30 119   0,63   0,53%
  • IDXQ30 130   0,11   0,08%

Tsunami PHK Berlanjut! 5 Raksasa Teknologi Dunia Pangkas Ribuan Pekerja pada 2025


Senin, 21 Juli 2025 / 17:50 WIB
Tsunami PHK Berlanjut! 5 Raksasa Teknologi Dunia Pangkas Ribuan Pekerja pada 2025
ILUSTRASI. Tahun 2025 yang semula digadang-gadang sebagai era keemasan adopsi AI, justru berubah menjadi mimpi buruk bagi puluhan ribu pekerja. REUTERS/Dado Ruvic


Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2025 yang semula digadang-gadang sebagai era keemasan adopsi kecerdasan buatan (AI), justru berubah menjadi mimpi buruk bagi puluhan ribu pekerja teknologi di seluruh dunia.

Alih-alih membuka peluang kerja baru, menurut financialexpress, berbagai perusahaan teknologi raksasa seperti Microsoft, Google, Amazon, dan lainnya justru melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran.

Seiring integrasi AI yang semakin masif dalam operasional perusahaan, banyak posisi teknis dianggap tak lagi relevan, memicu restrukturisasi dan efisiensi sumber daya manusia.

Bagi para pencari kerja di sektor teknologi yang ingin menghindari perusahaan dengan catatan PHK tinggi, berikut adalah daftar 5 perusahaan teknologi besar yang melakukan PHK signifikan sepanjang 2025.

1. Intel: Potong 5.500 Posisi secara Global

Raksasa semikonduktor Intel telah mengumumkan PHK lebih dari 500 karyawan di kantor Oregon, serta 107 posisi di California pada awal tahun. Namun itu baru permulaan. Perusahaan menargetkan total hingga 5.500 PHK tambahan di berbagai divisi, termasuk di antaranya insinyur perangkat lunak dan staf senior.

Intel menyatakan bahwa langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar dan meningkatkan efisiensi operasional.

Baca Juga: Trump Bersiap Lakukan PHK Besar-besaran di Berbagai Lembaga Federal AS

2. Amazon: PHK Besar di AWS dan Posisi Tingkat Tinggi

Amazon juga melakukan perampingan besar-besaran, khususnya di divisi layanan cloud-nya, Amazon Web Services (AWS). Setelah ratusan pekerja diberhentikan, kini muncul laporan bahwa Amazon tengah mempertimbangkan pengurangan staf hingga 10% dari total tenaga kerja mereka, termasuk ancaman PHK terhadap 25% posisi level Principal—yakni posisi tinggi dalam struktur perusahaan.

Perusahaan menyatakan bahwa langkah ini berkaitan dengan strategi jangka panjang untuk mengintegrasikan AI secara lebih mendalam dalam ekosistem bisnisnya.

3. Microsoft: 9.100 Karyawan Terkena Dampak, Fokus pada AI

Microsoft telah melakukan PHK terhadap sekitar 9.100 pekerja, dengan fokus besar di divisi Xbox. Namun perusahaan tak berhenti di situ—rencana pengurangan tenaga kerja lanjutan sedang disusun, seiring upaya Microsoft memperluas penerapan AI di berbagai lini bisnis.

Menariknya, meskipun melakukan PHK, Microsoft juga tetap merekrut talenta baru untuk posisi yang berhubungan dengan AI dan sistem otomasi. Ini menandakan pergeseran kebutuhan dari tenaga kerja konvensional ke digital-native yang menguasai AI.

Baca Juga: Tarif 35% Trump Ancam Industri Garmen Bangladesh, Jutaan Pekerja Terancam PHK

4. Google: Google TV dan Android TV Alami Pemangkasan

Google dikabarkan memangkas tenaga kerja di divisi TV pintar mereka, yaitu Google TV dan Android TV. Sekitar 25% dari 300 anggota tim terkena dampak, seiring dengan pemotongan anggaran sebesar 10%.

Langkah ini diklaim sebagai bagian dari restrukturisasi internal untuk memfokuskan investasi ke proyek-proyek AI. Google juga menyatakan bahwa sumber daya manusia dan finansial akan dialihkan ke area teknologi yang dianggap lebih strategis untuk pertumbuhan masa depan.

5. CrowdStrike: Pangkas 5% dari Tenaga Kerja Global

Perusahaan keamanan siber CrowdStrike mengumumkan pemangkasan sekitar 5% dari total tenaga kerjanya secara global, atau sekitar 500 karyawan. Dalam laporan resminya ke SEC (8-K filing), perusahaan menyebut PHK ini sebagai bagian dari strategi efisiensi operasional.

CrowdStrike menargetkan pertumbuhan bisnis yang agresif untuk mencapai pendapatan berulang tahunan (ARR) sebesar US$10 miliar pada akhir tahun, sehingga efisiensi struktural dianggap sebagai langkah penting menuju target tersebut.

Selanjutnya: Saham Big Banks Kompak Memerah, Begini Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: Masih Reli, IHSG Ditutup Melesat 1,18% Hari Ini (21/7)




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×