Sumber: Yahoo Finance | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID. Raksasa hiburan asal Amerika Serikat, Walt Disney Co (DIS), akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap beberapa ratus karyawan secara global.
Melansir dari Yahoo Finance, Selasa (3/6), langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi efisiensi biaya, seiring pergeseran perilaku konsumen dari TV kabel tradisional ke layanan streaming.
Baca Juga: Walt Disney dan Youtube Kini Berseteru, Ini yang Menjadi Biang Keroknya
PHK ini mencakup sejumlah divisi seperti pemasaran film dan televisi, publisitas TV, pengembangan dan casting, serta operasi keuangan korporat.
Perusahaan menyatakan kepada Yahoo Finance bahwa pendekatan dilakukan secara “surgical” untuk meminimalkan jumlah pegawai yang terdampak, dan menegaskan bahwa tidak ada tim yang dihapus secara keseluruhan dalam proses ini.
“Kami sedang menyelaraskan struktur perusahaan agar lebih gesit dalam menghadapi perubahan lanskap media global,” kata juru bicara Disney.
Sejak tahun 2023, Disney telah memangkas lebih dari 8.000 posisi kerja sebagai bagian dari upaya menekan biaya operasional tahunan hingga US$7,5 miliar.
Dalam laporan keuangan terbaru, Disney mencatat pendapatan dari jaringan televisi linier turun 13% (YoY).
Baca Juga: Disney Tunda Rilis 2 Film Terbaru Marvel Avengers hingga 2026 dan 2027
Sebaliknya, pendapatan dari layanan direct-to-consumer (streaming) naik 8% (YoY)
Hal ini menegaskan strategi Disney yang semakin agresif beralih dari bisnis tradisional ke digital.
Pada awal tahun ini, Disney juga memangkas hampir 200 posisi di divisi berita dan hiburan, terutama di ABC News, dengan merampingkan tim produksi "20/20", "Nightline", dan sebagian besar konten “Good Morning America”.
Perusahaan juga menutup FiveThirtyEight, situs analisis politik dan data.
Baca Juga: Disney Adventure Mulai Nyemplung ke Air, Berada di Pelabuhan Galangan Kapal
Menariknya, pengumuman PHK ini justru muncul setelah Disney melaporkan kinerja kuartal kedua yang kuat, termasuk rencana ekspansi bisnis taman hiburan ke Abu Dhabi, yang menjadi resort ketujuh secara global dan pertama di Timur Tengah.
Saham DIS naik lebih dari 20% sejak laporan keuangan tersebut, mencerminkan optimisme investor terhadap pemulihan kinerja dan strategi jangka panjang perusahaan.