kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab Thailand pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021


Senin, 15 Februari 2021 / 10:37 WIB
Ini penyebab Thailand pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021
ILUSTRASI. Pertumbuhan ekonomi Thailand di 2020 kontraksi 6,1%


Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Pemerintah Thailand terlihat lebih realistis dalam menargetkan pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini. Karena itu, Thailand memilih untuk memangkas estimasi pertumbuhan ekonomi menjadi 2,5%-3,5% untuk tahun 2021. 

Hal ini dilakukan setelah Thailand mengalami kemerosotan ekonomi terburuk dalam lebih dari dua dekade pada tahun 2020 karena guncangan dari pandemi Covid-19.

Asal tahu saja, sebelumnya pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi ada di kisaran 3,5%-4,5% untuk tahun 2021.

Revisi ke bawah ini tetap dilakukan pemerintah meskipun data terbaru menunjukkan ekonomi menyusut kurang dari yang diharapkan pada periode Oktober-Desember. Hal ini menunjukkan aktivitas domestik dan ekspor pulih setelah pembatasan virus corona dilonggarkan.

Tetapi, sektor pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Thailand masih dipenuhi ketidakpastian karena pembatasan perjalanan internasional, dan wabah Covid-19 yang kembali melanda pada bulan Desember. Hal ini memberikan pukulan lebih lanjut bagi pemulihan negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara tersebut. 

Sebelumnya, Thailand melaporkan, pertumbuhan ekonomi menyusut 4,2% pada kuartal terakhir tahun 2020 dari tahun sebelumnya, setelah kontraksi 6,4% dalam tiga bulan sebelumnya. 

Baca Juga: Ekonomi Thailand kontraksi 6,1% sepanjang tahun 2020

Data Dewan Pembangunan Ekonomi dan Sosial Nasional juga menunjukkan, secara kuartalan, ekonomi Thailand naik 1,3% pada kuartal IV-2020 dibandingkan kuartal sebelumnya.

Hal ini membuat ekonomi Thailand kontraksi 6,1%, penurunan terbesar sejak 1998, selama krisis keuangan Asia.

Thailand sebenarnya bisa disebut berhasil menahan penyebaran virus corona pada pertengahan 2020, tetapi kasus baru yang terdeteksi pada bulan Desember telah menyebabkan infeksi di seluruh negeri dan memperlambat konsumsi serta perjalanan domestik.

NESDC sekarang mengharapkan ekspor, juga pendorong utama pertumbuhan, naik 5,8% tahun ini, daripada tumbuh 4,2%.

Tapi badan itu memperkirakan, hanya ada 3,2 juta turis asing yang datang ke Thailand di tahun ini, turun dari perkiraan sebelumnya sebanyak 5 juta kedatangan.

Tahun lalu, hanya ada 6,7 ​​juta turis asing datang ke Negeri Gajah ini. Jumlah tersebut anjlok dari hampir 40 juta turis asing di tahun 2019.

Pemerintah telah mendukung perekonomian dengan paket stimulus senilai 1,9 triliun baht setara US$ 63,61 miliar. Sementara bank sentral telah memangkas suku bunga sebesar 75 basis poin tahun lalu ke rekor terendah 0,50%.

Selanjutnya: Wabah Ebola baru merebak di Guinea, tiga orang dinyatakan meninggal dunia




TERBARU

[X]
×