kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini sebab angka kematian Covid-19 Singapura paling rendah di dunia


Kamis, 17 September 2020 / 15:09 WIB
Ini sebab angka kematian Covid-19 Singapura paling rendah di dunia
ILUSTRASI. Tes swab pekerja migran di Singapura


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

RUMAH SAKIT

Pendekatan pre-emptive juga diterapkan pada pengobatan. Pasien COVID-19 yang berusia di atas 45 tahun atau dengan kondisi awal  yang membuat mereka rentan dirawat di rumah sakit meskipun mereka dalam keadaan sehat, kata dokter.

"Perawatan kami konvensional tetapi dilakukan dengan baik; manajemen cairan, antikoagulasi dan obat yang terbukti serta partisipasi dalam uji coba obat," kata Dale Fisher, konsultan senior di National University Hospital Singapura.

Singapura sudah menjadi pusat pariwisata medis untuk Asia Tenggara dengan banyak rumah sakit swasta dan fasilitas kesehatan umum berkualitas tinggi. Singapura juga membangun ruang tidur untuk pasien virus corona di ruang pameran yang luas dan fasilitas sementara lain untuk menampung mereka yang memiliki gejala ringan atau tanpa gejala.

Langkah ini mencegah sistem perawatan kesehatan kewalahan sehingga perhatian dan sumber daya dapat difokuskan pada kasus yang lebih parah. Singapura saat ini tidak memiliki pasien COVID-19 dalam perawatan intensif. Sementara 42 dirawat di rumah sakit dan 490 lainnya di fasilitas sementara.

Baca Juga: Perluas pengujian, Sinovac memulai uji klinis vaksin corona ke anak-anak

MASKER WAJIB

Singapura mewajibkan penggunaan masker di tempat umum pada bulan April. Meski para ahli mengatakan lebih banyak penelitian perlu dilakukan, ada bukti yang berkembang bahwa memakai masker membantu mengurangi prevalensi dan keparahan virus. WHO merekomendasikan penggunaan masker dan  kombinasi dengan tindakan jarak sosial lain.

"Kami telah mengadopsi budaya masker yang baik di Singapura. Hal ini membuat penyakitnya lebih ringan," kata Leong Hoe Nam, pakar penyakit menular di Rumah Sakit Mount Elizabeth di Singapura.

Baca Juga: Ini efek samping uji coba kandidat vaksin corona milik Pfizer

KLASIFIKASI

Singapura berpegang teguh pada definisi kasus WHO untuk mengklasifikasikan kematian akibat Covid-19. Klasifikasi kematian ini tidak termasuk kematian non-pneumonia seperti yang disebabkan oleh masalah darah atau jantung di antara pasien Covid-19 dalam penghitungan resmi.

"Saya yakin jika WHO merevisi definisi kasus, beberapa kematian non-pneumonia akan diklasifikasikan ulang dan angka kematian akan berubah," kata Paul Tambyah, presiden Asia Pacific Society of Clinical Microbiology and Infection, tanpa menyebutkan secara spesifik seberapa besar kemungkinannya akan bergeser.

Kementerian Kesehatan mengatakan pendekatannya konsisten dengan praktik internasional meski beberapa negara seperti Inggris telah mengambil perhitungan yang lebih luas. Fisher dari NUH mengatakan setiap perubahan dari reklasifikasi di Singapura akan tipis.

Baca Juga: Rekor, RSD Wisma Atlet terima 1.066 pasien Covid-19 dalam sehari




TERBARU

[X]
×