Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin pada 25 Maret mengumumkan perpanjangan Perintah Kontrol Gerakan selama dua minggu hingga 14 April untuk menahan penyebaran virus corona lebih lanjut di negeri jiran.
Dia mendesak warga Malaysia untuk tinggal di rumah untuk memutus rantai infeksi virus corona, dan mengatakan, ini adalah satu-satunya cara untuk mengatasi situasi tersebut.
Posting Kementerian Perempuan dan Keluarga Malaysia di media sosial tersebut telah menarik kritik dari All Women's Action Society (AWAM), sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) lokal.
Baca Juga: Malaysia memprediksi akan alami lonjakan kasus corona pada pertengahan April
Dalam serangkaian twit di Twitter, AWAM menyebut tips Kementerian Perempuan dan Keluarga Malaysia sebagai "seksisme".
"Meskipun berdandan untuk bekerja adalah salah satu cara mempertahankan disiplin, saat bekerja dari rumah, fokus pada tampilan, pakaian, dan makeup sama sekali tidak diperlukan," tegas AWAM.
"(Tertawa seperti Doraemon) berlaku untuk anak berusia lima tahun, bukan ibu di rumah," kata AWAM. "Perempuan adalah manusia dan bukan objek atau komoditas".
"Wanita memiliki lebih dari cukup untuk mereka lakukan selama Perintah Kontrol Gerakan tanpa tekanan tambahan untuk merias wajah dan terlihat baik," imbuh AWAM.
Baca Juga: Malaysia kucurkan stimulus kedua Rp 929,5 triliun, untuk apa saja?
Kementerian Wanita dan Keluarga Malaysia dalam sebuah pernyataan yang rilis Selasa (31/3) malam menyampaikan permohonan maaf jika beberapa tip yang mereka bagikan tidak sesuai atau menyentuh kepekaan pihak-pihak tertentu.
Kementerian Perempuan dan Keluarga Malaysia menambahkan, mereka telah menerima umpan balik dari beberapa pihak sebagai tanggapan atas tip mereka, dan akan lebih berhati-hati di masa depan.