Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SHENZHEN. Menurut laporan IT Times China pada Selasa (19/9/2023), Huawei kemungkinan akan meluncurkan ponsel 5G kelas menengah pada bulan Oktober. Langkah Huawei ini merupakan tanda lain bahwa raksasa teknologi tersebut telah mengatasi sanksi Amerika Serikat.
Mengutip Reuters, sejak tahun 2019, AS telah membatasi akses Huawei terhadap alat pembuat chip yang penting untuk memproduksi model ponsel tercanggih. Alhasil, perusahaan tersebut hanya dapat meluncurkan model 5G dalam jumlah terbatas menggunakan cadangan chip yang dimiliki.
IT Times menulis, Huawei kemungkinan akan meluncurkan versi 5G dari Nova kelas menengahnya sekitar bulan Oktober atau November. Media ini mengutip sumber rantai pasokan industri.
Huawei tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan di IT Times, yang dimiliki oleh cabang perusahaan milik negara China Telecom di Shanghai.
Bulan lalu, Huawei meluncurkan smartphone Mate 60 Pro dengan sedikit iklan atau pemberitahuan sebelumnya. Perusahaan riset mengatakan, mereka telah menemukan bahwa chip tersebut ditenagai oleh prosesor 7 nanometer buatan dalam negeri dan berkemampuan 5G. Perangkat tersebut akan menandai terobosan dalam upaya China untuk membangun ekosistem chip dalam negerinya.
Baca Juga: Huawei Akan Merilis Ponsel Pintar 5G di Bulan Depan
Model Nova terakhir Huawei terbatas pada 4G dan dijual dengan harga sekitar 2.400 yuan (US$ 329) di dalam negeri. Sedangkan Mate 60 Pro, yang dirilis dalam jumlah terbatas sejauh ini, dijual seharga 6.999 yuan.
Perusahaan diperkirakan akan memberikan rincian lebih lanjut mengenai Mate 60 Pro pada acara peluncuran produk minggu depan.
Sebelumnya diberitakan The Telegraph, ponsel baru Huawei dan chip utamanya telah mendorong media pemerintah China untuk menyombongkan diri bahwa kebijakan “penindasan ekstrem” Amerika telah gagal.
Para ahli di Washington kini khawatir bahwa upaya Beijing untuk mengembangkan teknologi canggihnya akan memungkinkan China membuat lompatan yang signifikan dalam hal persenjataan canggih dan kecerdasan buatan, sebuah bidang yang dipandang sebagai medan pertempuran utama bagi keamanan siber dan perang informasi.
Baca Juga: Warga China Bingung, Pilih Apple atau Huawei?
Microchip, terbuat dari bahan yang dikenal sebagai semikonduktor, digunakan dalam segala hal mulai dari ponsel pintar hingga mesin cuci dan bahkan rudal jelajah. Mereka juga akan menjadi kunci utama teknologi masa depan, termasuk kecerdasan buatan.
Chip pada Mate 60 Pro diperkirakan dibuat oleh Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC) yang berbasis di Shanghai, sebuah perusahaan yang diberi sanksi oleh AS pada tahun 2020 karena dugaan kaitannya dengan “kompleks industri militer Tiongkok”. SMIC membantah pihaknya bekerja sama dengan militer.