kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah cara Facebook mengurangi kecurangan dan hoax di Pemilu Amerika Serikat


Jumat, 04 September 2020 / 06:06 WIB
Inilah cara Facebook mengurangi kecurangan dan hoax di Pemilu Amerika Serikat
ILUSTRASI. Inilah cara Facebook mengurangi kecurangan dan hoax di Pemilu Amerika Serikat. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Washington. Facebook Inc mengambil kebijakan khusus terkait penyelenggaraan Pemilu Amerika Serikat (AS). Facebook tidak akan menerima menerima permintaan iklan politik di platformnya, dalam sepekan sebelum Hari Pemilu AS pada 3 November.

Melansir Reuters pada Kamis (3/9/2020), langkah Facebook tersebut adalah serangkaian langkah yang disebutnya sebagai rencana akhir untuk mengurangi risiko kesalahan informasi dan campur tangan pemilu. Facebook juga mengatakan sedang menciptakan sebuah label untuk unggahan dari kandidat atau bentuk kampanye yang mencoba mengklaim kemenangan Pemilu sebelum waktu resmi pengumuman hasilnya.

Baca juga: Katalog promo Tupperware September 2020, edisi perabotan minuman 

Dalam sebuah wawancara di CBS News yang disiarkan pada Kamis, Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg mengatakan tentang langkah-langkah tersebut. "Ini pasti akan berlaku untuk presiden (Trump) setelah kebijakan ini diberlakukan, dan itu akan berlaku untuk semua orang secara setara," ujar Zuckerberg.

Presiden Donald Trump mencalonkan diri untuk masa jabatan presiden periode kedua, menghadapi penantang dari Partai Demokrat Joe Biden. Selain pemilihan presiden, ada juga pemilihan anggota kongres dan gubernur.

Dalam unggahan Facebook yang mengumumkan perubahan tersebut, Zuckerberg mengatakan dia prihatin dengan tantangan unik yang akan dihadapi para pemilih tahun ini, karena pandemi virus corona, yang telah mendorong pemungutan suara melalui surat pos. "Saya juga khawatir dengan bangsa kita yang begitu terpecah belah, dan hasil pemilu yang berpotensi memakan waktu berhari-hari atau bahkan berminggu-minggu untuk diselesaikan, akan ada peningkatan risiko kerusuhan sipil di seluruh negeri," ucapnya.

Zuckerberg sebelumnya membela keputusannya untuk mengizinkan percakapan politik bebas di Facebook, termasuk melalui iklan berbayar, yang dikecualikan oleh perusahaan dari program pengecekan fakta dengan mitra eksternal, termasuk Reuters.

Seorang juru bicara Facebook mengatakan kepada Reuters bahwa pengiklan politik dapat melanjutkan pembuatan iklan baru setelah Hari Pemilihan. Twitter Inc tahun lalu melarang iklan politik, dan Alphabet Google membatasi cara pengiklan pemilu dapat menargetkan pemilih secara mikro.

Facebook telah diserang kritikan, termasuk dari karyawannya sendiri, sejak mengizinkan beberapa unggahan yang menghasut dari Trump. Unggahan menghasut yang melanggar kebijakan perusahaan itu tetap tidak tersentuh awal musim panas ini, termasuk yang berisi klaim menyesatkan tentang surat suara yang masuk.

Para ahli disinformasi juga telah memberikan peringatan, menyerukan kepada eksekutif Facebook, tentang klaim palsu dan teori konspirasi yang memungkinkan menyebar dalam skenario lebih luas, ketika informasi resmi pemilihan tidak segera tersedia pada malam pemilihan.

Dalam postingannya, Zuckerberg mengatakan bahwa ini bisa menjadi "periode klaim dan kontra-klaim yang intens karena penghitungan hasil akhir." Tim kampanye Biden tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait kebijakan Facebook ini.

Sementara, dalam kampanye pada Kamis, Trump mengecam pengumuman Facebook yang menghentikan iklan berbau kampanye politik, sebagai tindakan pembungkaman. "Ketika jutaan pemilih akan membuat keputusan mereka, presiden akan dibungkam oleh Mafia Lembah Silikon," kata Samantha Zager, seorang Juru bicara kampanye Trump.

Baca juga: Inilah 7 makanan untuk kecerdasan otak anak 

Grup digital Demokrat, Acronym, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa langkah Facebook sama dengan memutuskan untuk "memberikan skala pemilu kepada mereka yang memiliki pengikut terbesar di Facebook, dan itu termasuk Presiden Trump dan media sayap kanan yang melayaninya."

Facebook, jaringan sosial terbesar di dunia, akan terus mengizinkan kampanye dan lainnya menjalankan iklan politik yang sudah ada di sistem, dan akan mengizinkan mereka untuk mengubah jumlah pengeluaran dan penargetan pengguna. Namun, akan memblokir penyesuaian pada konten atau desain iklan selama masa seminggu hingga hari pelaksanaan Pemilu AS 2020.

Ancaman dalam negeri, luar negeri

Zuckerberg mengatakan Facebook "semakin melihat upaya untuk merusak legitimasi pemilu kami dari dalam perbatasan kami sendiri" di samping kampanye pengaruh asing.

Pengaruh asing yang ia maksud, seperti yang ditetapkan oleh badan intelijen AS, dan Rusia dianggap telah ikut campur dalam pemungutan suara 2016, meski Moskwa telah membantah tuduhan tersebut.

Selanjutnya ia mengatakan untuk mengatasi ancaman itu, Facebook akan melabeli setiap unggahan yang berusaha mendelegitimasi hasil pemilu. Perusahaan juga akan memperluas kriteria untuk konten yang akan dihapus, meliputi kriteria yang dianggap sebagai penindasan pemilih dan akan menghapus unggahan dengan informasi yang salah tentang Covid-19.

Selain itu, informasi yang salah tentang pemungutan suara, yang menurut Zuckerberg dapat digunakan untuk menakut-nakuti orang agar tidak menggunakan hak pilih mereka.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Facebook Tidak akan Menerima Permintaan Iklan Politik Sepekan Menjelang Pemilu AS",


Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Shintaloka Pradita Sicca




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×