Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Beirut sudah mengalami krisis keuangan dan masalah listrik. Negara ini memiliki masalah dengan pengumpulan sampah, aksi protes dan daftar krisis politik yang sepertinya tak ada habisnya. Skala kehancuran di kantor-kantor dan daerah lain tampaknya mencapai puluhan atau ratusan juta dolar. Ini akan menghancurkan Lebanon yang sudah hancur secara finansial.
Sebelumnya diberitakan, ledakan dahsyat di gudang-gudang pelabuhan dekat Beirut tengah menewaskan lebih dari 70 orang dan melukai 2.750 orang lainnya. Ledakan ini mengirimkan gelombang kejut yang menghancurkan jendela, menghancurkan gedung dan mengguncang tanah di ibukota Lebanon.
Baca Juga: Ledakan dahsyat guncang Beirut, 50 tewas 2.750 terluka
Melansir Reuters, para pejabat mengatakan mereka memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat lebih lanjut setelah ledakan hari Selasa ketika para tim SARS menggali puing-puing untuk menyelamatkan korban luka dan mengevakuasi korban tewas. Ini adalah ledakan paling dahsyat dalam beberapa tahun yang melanda Beirut, yang baru saja pulih dari krisis ekonomi dan lonjakan infeksi virus corona.
Menteri Dalam Negeri Lebanon mengatakan informasi awal mengindikasikan, bahan yang sangat eksplosif, yang disita bertahun-tahun lalu, yang telah disimpan di pelabuhan telah meledak. Israel, yang telah berperang beberapa kali dengan Lebanon, membantah peran apa pun dalam kejadian ini dan menawarkan bantuan.
Baca Juga: Krisis mata uang meluluh lantakkan ekonomi Lebanon!
"Apa yang kami saksikan adalah bencana besar," kata kepala Palang Merah Lebanon George Kettani kepada penyiar Mayadeen. "Ada korban di mana-mana."
Beberapa jam setelah ledakan, yang melanda tak lama setelah pukul 6 sore waktu setempat (1500 GMT), api masih berkobar di distrik pelabuhan, memancarkan cahaya oranye di langit malam saat helikopter melayang dan sirene ambulan terdengar di seluruh ibukota.
Satu sumber keamanan mengatakan para korban dibawa untuk dirawat di luar kota karena rumah sakit-rumah sakit di Beirut penuh dengan korban luka. Ambulans dari utara dan selatan negara itu dan lembah Bekaa di timur dikerahkan untuk membantu.