kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.093.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.410   0,00   0,00%
  • IDX 7.903   49,44   0,63%
  • KOMPAS100 1.109   7,65   0,69%
  • LQ45 810   5,48   0,68%
  • ISSI 269   1,53   0,57%
  • IDX30 420   3,00   0,72%
  • IDXHIDIV20 488   4,01   0,83%
  • IDX80 122   0,73   0,60%
  • IDXV30 133   0,21   0,16%
  • IDXQ30 136   1,32   0,98%

Investor Kripto Rugi US$2,6 Juta Akibat Penipuan Phishing Ganda


Selasa, 27 Mei 2025 / 09:14 WIB
Investor Kripto Rugi US$2,6 Juta Akibat Penipuan Phishing Ganda
ILUSTRASI. Seorang investor kripto kehilangan total US$2,6 juta dalam bentuk stablecoin setelah menjadi korban penipuan phishing sebanyak dua kali hanya dalam kurun waktu tiga jam. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Seorang investor kripto kehilangan total US$2,6 juta dalam bentuk stablecoin setelah menjadi korban penipuan phishing sebanyak dua kali hanya dalam kurun waktu tiga jam.

Menurut data yang dibagikan oleh perusahaan kepatuhan kripto Cyvers pada 26 Mei 2025, korban pertama kali mengirim stablecoin USD Tether (USDT) senilai US$843.000, kemudian kembali mengirim US$1,75 juta sekitar tiga jam setelahnya ke alamat penipu.

Baca Juga: Bitcoin Tertahan di Level US$110.000, Tapi Investor Institusi Masih Rajin Borong BTC

Cyvers menyebut skema ini menggunakan metode yang dikenal sebagai zero-value transfer, yakni teknik phishing onchain yang sangat canggih.

Apa itu Zero-Value Transfer?

Zero-value transfer adalah teknik phishing onchain yang memanfaatkan fitur transfer token untuk mengelabui korban agar mengirim dana asli ke alamat milik penipu.

Dalam metode ini, penyerang menggunakan fungsi transfer From untuk mentransfer nol token dari dompet korban ke alamat palsu (spoofed address).

Karena nilai transfer adalah nol, transaksi ini tidak memerlukan tanda tangan digital dari korban untuk dicatat di blockchain.

Baca Juga: Strategy Borong 4.020 Bitcoin Senilai US$427 Juta, Total Kepemilikan Jadi 580.000 BTC

Meski tidak merugikan secara langsung, transaksi nol ini tetap muncul dalam histori transaksi dompet korban.

Hal inilah yang menjadi celah penipuan, korban bisa saja menganggap alamat tersebut aman atau dikenal karena pernah muncul dalam histori, dan secara tidak sadar mengirim dana sungguhan ke alamat tersebut pada transaksi berikutnya.

Bukan Kasus Pertama

Baca Juga: Robert Kiyosaki: Punya 0,01 Bitcoin Saja Bisa Bikin Kamu Sangat Kaya pada Masa Depan!

Metode ini bukanlah hal baru. Pada musim panas 2023, seorang penipu menggunakan teknik phishing zero-transfer dan berhasil mencuri US$20 juta dalam bentuk USDT sebelum akhirnya masuk daftar hitam oleh penerbit stablecoin tersebut.




TERBARU

[X]
×