Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Arab Saudi dikabarkan tengah mencari pinjaman dari bank internasional senilai US$ 12 miliar. Hal ini menyusul ditundanya rencana penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) perusahaan energi, Saudi Aramco.
Berdasarkan laporan Financial Times, Kamis (23/8), pinjaman ini akan menjadi dana investasi publik pertama yang akan digunakan untuk melanggengkan ambisi reformasi ekonomi Pangeran Mahkota Mohammed bin Salman.
Reuters sebelumnya melaporkan kalau Arab Saudi menunda rencana listing perusahaan minyak raksasa itu. Saat ini, sekitar 16 bank dikabarkan bakal berpartisipasi dalam proses pinjaman tersebut.
"Keputusan untuk membatalkan IPO sudah diambil beberapa waktu lalu. Namun, tak ada satu pun pihak yang mau mengungkapkannya. Sehingga, pernyataan akan diumumkan bertahap, mulanya menunda baru kemudian dibatalkan," jelas salah satu sumber Saudi yang mengetahui detil masalah ini.
Sekedar mengingatkan, proposal IPO Aramco memang menjadi bagian utama dari rencana Mohammed bin Salman untuk merestrukturisasi perekonomian kerajaan dan mengurangi ketergantungan Arab Saudi terhadap pendapatan minyak.
Di sisi lain, Pemerintah Arab Saudi menepis rumor tersebut. Pemerintah Arab Saudi menegaskan masih tetap berkomitmen untuk melaksanakan IPO Saudi Aramco.
Mengutip Bristol Herald Courier, Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih dalam pernyataan resminya mengatakan: "Waktu pelaksanaan tergantung dari beberapa faktor, termasuk di antaranya kondisi market dan rencana akuisisi yang tengah dibidik perusahaan dalam beberapa bulan ke depan, sesuai dengan arahan jajaran direksi," tandasnya.