kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

IPO Line menyandera semua mata di Sillicon Valley


Kamis, 14 Juli 2016 / 14:19 WIB
IPO Line menyandera semua mata di Sillicon Valley


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Seluruh mata di Sillicon Valley dan Wall Street akan tertuju pada perusahaan aplikasi Line, di mana mayoritas warga AS tidak pernah mengunduhnya.

Line merupakan operator aplikasi pesan asal Jepang yang sangat populer di Thailand, Indonesia, Taiwan, dan Jepang. Namun, perusahaan ini akan mencatatkan transaksi sahamnya di New York pada Kamis (14/7) ini dan di Tokyo pada Jumat (15/7) besok.

Kabarnya, IPO Line digadang-gadang merupakan IPO perusahaan teknologi dengan nilai terbesar pada tahun ini.

Memang di luar sejumlah negara Asia, aplikasi ini dapat diabaikan dan diganti dengan layanan chating lainnya. Tapi, di empat market tersebut, Line merupakan segalanya.

Line digunakan untuk menelpon dan mengirimkan pesan kepada teman, membaca berita dan aplikasi hiburan, platform pembayaran mobile, studio game, dan jasa layanan musik streaming.

Line bahkan sudah membuka toko ritel, jasa layanan antar serta grosir, dan menjual stiker digital dengan nilai jutaan dollar per tahunnya.

Masalahnya adalah dalam laporan kinerjanya untuk go public, Line mencatat penurunan yang sangat signifikan di sejumlah negara di luar empat negara Asia yang tadi disebutkan.

Padahal, pada saat yang sama, sejumlah pesaingnya seperti Facebook yang memiliki WhatsApp dan WeChat mengalami pertumbuhan pesat secara global.  

Namun, kecemasan akan pertumbuhan itu tidak menyurutkan minat investor terhadap Line. Perusahaan ini diprediksi mampu menghimpun lebih dari US$ 1 miliar dari IPO.

Berdasarkan data yang dirilis Renaissance Capital, Line akan menjadi perusahaan teknologi kelima yang go public pada tahun ini. Jumlah tersebut turun dari 14 perusahaan pada periode yang sama di 2015.

Jika aplikasi pesan ini berhasil mencatatkan debut yang menggembirakan, maka hal itu bisa menyaingi kesuksesan IPO Twilio pada bulan lalu. Hal ini juga bisa menjadi pengingat bagi pelaku industri teknologi lainnya untuk memikirkan kembali strategi privatisasi perusahaan.

"Satu perusahaan tidak membuat tren, tapi dua perusahaan sangat mungkin. Jika IPO Line sukses besar, perusahaan lain akan melihat hal itu sebagai sinyal dan mengikuti langkah Line," jelas Ethan Kurzweil, venture capitalist Bessemer Venture Partners, investor terbesar di Twilio.



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×