Sumber: BBC |
Irak batal membeli senjata dari Rusia senilai US$4,2 miliar. Bukan karena tak sesuai dengan standar, melainkan ada kekhawatirkan soal korupsi dalam rencana tersebut.
Perdana Menteri Nouri Maliki sudah meluncurkan penyelidikan atas pembelian senjata itu. Padahal, pembelian yang mencakup helikopter tempur dan misil itu baru disepakati Oktober lalu.
Irak tengah membangun kembali angkatan bersenjata mereka sejak ditariknya operasi tempur Amerika Serikat. Juru biara PM Nouri Maliki mengatakan pembelian itu dibatalkan setelah ia kembali dari kunjungan ke Rusia.
"Ia curiga terjadi korupsi, jadi ia putuskan untuk meninjau ulang keseluruhan pembelian. Penyelidikan tersebut sudah berjalan," jelasnya.
Monopoli senjata
Sebenarnya, perjanjian itu akan menjadikan Rusia sebagai pemasok utama senjata ke Irak saat berada di bawah Saddam Hussein dan sebagai pengekspor senjata kedua terbesar setelah Amerika Serikat.
Rusia belum mengeluarkan komentar soal pembatalan itu. Awal Oktober lalu, Maliki mengatakan dalam satu pidato ia tidak ingin Irak menjadi bagian dari monopoli senjata satu pihak.
Namun ia menghadapi kritikan dari kelompok oposisi yang mempertanyakan pembelian senjata dari Rusia sementara perjanjian dengan Amerika telah ditandatangani.
Salah seorang anggota parlemen Irak mengatakan operasi kontra terorisme seperti yang tertera sebagai tujuan pembelian itu- memerlukan peningkatan intelijen dan bukan pembelian helikopter Mi-28 yang masuk dalam rencana pembelian itu.