Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
RIYADH. Situasi keamanan di Irak masih mencemaskan. Kemarin, pasukan militer Irak mulai melakukan pemburuan anggota kelompok militan yang sudah menguasai sejumlah kota utama di Negeri 1001 malam itu. Adanya aksi kekerasan dari kelompok militen menjadi ancaman terbesar bagi posisi Perdana Menteri Nouri al Maliki sejak duduk memimpin Irak.
Berdasarkan laporan televisi lokal Irak, pasukan militer yang disokong oleh serangan dari pesawat udara, menyerang kelompok militan di Islamic State dan Levant yang terletak di Tikrit, kampung halaman Saddam Hussein, sekitar 80 mil (130 kilometer) bagian utara Baghdad.
Sementara di Mosul, pasukan udara menguasai kembali kota terbesar di bagian utara Irak.
Kian meningkatnya kekerasan di kawasan utara dan pusat Irak, tiga tahunsetelah penarikan pasukan AS, meningkatkan prospek terjadinya kembali perang sipil di negara tersebut.
"Kondisi ini dapat dilihat sebagai kegagalan komprehensif pihak militer Irak. Jika militer Irak tak bisa melindungi Mosul, bagaimana mereka melindungi kota-kota lainnya seperti Baiji," jelas Crispin Hawes, managing director of Teneo Intelligence di London.
Sementara itu, ada laporan yang bertolak belakang dari Baiji. Berdasarkan keterangan pihak kepolosian, produksi minyak yang biasanya mencapai 310.000 per hari dihentikan setelah kelompok militan menguasai fasilitas minyak di kawasan tersebut. Sementara, Menteri Perminyakan Irak Abdul Kareem al Luaibi hari ini menegaskan bahwa pemerintah masih menguasai kilang minyak di kawasan tersebut.