Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Iran mengeluarkan peringatan keras kepada Israel tentang kemungkinan agresi militer skala penuh di Lebanon, menegaskan bahwa langkah tersebut akan mengakibatkan "perang yang melenyapkan". Peringatan ini disampaikan melalui pernyataan dari misi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) negara republik Islam tersebut.
"Semua opsi, termasuk keterlibatan penuh dari semua Front Perlawanan, ada di atas meja," demikian bunyi pernyataan misi tersebut dalam sebuah posting di X pada hari Jumat.
Pernyataan ini mengacu pada kelompok-kelompok bersenjata yang bersekutu dengan Iran di berbagai wilayah.
Misi tersebut juga menyebut ancaman Israel untuk menyerang Hizbullah di Lebanon sebagai "perang psikologis" dan "propaganda".
Baca Juga: Kandidat Presiden Iran Saeed Jalili Setia kepada Khamenei
Sejak konflik di Gaza pecah pada 7 Oktober, perbatasan antara Israel dan Lebanon telah menjadi ajang pertukaran tembakan harian antara pasukan Israel dan Hizbullah.
Kekhawatiran akan pecahnya perang besar meningkat setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa Israel sedang mempersiapkan "operasi yang sangat menegangkan" di perbatasan dengan Lebanon.
Pada hari Sabtu, seorang juru bicara militer Israel mengkonfirmasi bahwa pasukan Israel telah melakukan serangkaian serangan terhadap target Hizbullah di Lebanon selatan.
"Dalam beberapa jam terakhir, pesawat-pesawat tempur kami telah menyerang beberapa target Hizbullah, termasuk sebuah situs militer di daerah Zabqin, dua situs infrastruktur operasional di daerah Khiam, dan sebuah gedung Hizbullah di daerah al-Adissa (Odaisseh)," demikian laporan dari koran Israel Yedioth Ahronoth.
Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menegaskan bahwa negaranya tidak menginginkan perang melawan Hizbullah, namun siap jika diperlukan.
Baca Juga: Kandidat Calon Presiden Iran Kesulitan Menawarkan Solusi Permasalahan Ekonomi
"Kami sedang mengupayakan solusi politik. Itu selalu menjadi pilihan yang lebih baik," kata Gallant saat mengunjungi pasukan di dekat perbatasan utara Israel dengan Lebanon pada hari Jumat.
Pada minggu ini di Amerika Serikat, Gallant menyatakan bahwa Israel bersiap untuk setiap skenario.
"Hizbullah sangat memahami bahwa kami dapat menimbulkan kerusakan besar di Lebanon jika perang dilancarkan," katanya di Washington DC.
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, telah mengancam bahwa jika Israel melancarkan serangan besar ke Lebanon, perang yang terjadi akan "tidak ada batasan, tidak ada aturan, dan tidak ada batas".
Di tengah meningkatnya ketegangan, beberapa negara seperti Jerman, Kanada, Belanda, dan Amerika Serikat telah mendesak warga negara mereka untuk meninggalkan atau menghindari perjalanan ke Lebanon.