Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Iran akan menaikkan harga bahan bakar bersubsidi tinggi dengan syarat terbatas tertentu, menurut laporan kantor beritaTasnim, seperti dilansir Reuters, Selasa 25/11/2025. Langkah ini dilakukan lantaran Iran berupaya mengendalikan peningkatan permintaan bahan bakar tanpa memicu kemarahan publik.
"Dengan keputusan pemerintah ini, mulai Desember, kendaraan yang mengisi bahan bakar dengan kartu bahan bakar darurat akan dikenakan tarif 50.000 rial Iran per liter ($0,44 per harga pasar bebas)," lapor Tasnim, menambahkan bahwa tarif baru tersebut mewakili 10% dari biaya yang dikeluarkan negara untuk membeli satu liter bahan bakar dari kilang.
Kartu darurat dapat digunakan di SPBU jika pengemudi tidak memiliki kartu pintar. Kartu pintar ini diperkenalkan pada tahun 2007. Kartu pintar ini memungkinkan pengemudi membeli hingga 60 liter bahan bakar dengan harga 15.000 rial per liter (US$0,14) dan hingga 100 liter dengan harga 30.000 rial per liter (US$0,27).
Baca Juga: Pasar Otomotif Rusia Hadapi Prospek Suram pada 2026, Ini Penyebabnya
Menurut Tasnim, produksi bahan bakar domestik yang sekitar 110 juta liter per hari dilampaui oleh peningkatan permintaan yang dapat mencapai 140 juta liter per hari karena beberapa faktor seperti mobil yang tidak efisien, penyelundupan, dan panasnya musim panas.
Para pejabat pemerintah telah memperingatkan bahwa harga bahan bakar bersubsidi di Iran tidak rasional, membebani keuangan negara, dan mendorong konsumsi yang kurang optimal serta memaksa impor bahan bakar.
Pemberlakuan tarif harga ketiga untuk bahan bakar di Iran berbeda dengan keputusan mendadak pada tahun 2019 untuk menaikkan harga bahan bakar untuk semua kartu pintar, yang memicu protes luas yang ditumpas oleh negara.
Baca Juga: Hujan Lebat Sebabkan Banjir di Gaza, Pengungsi Palestina Kehilangan Tempat Berteduh
Tasnim membagikan dokumen keputusan kabinet tersebut, yang juga menyebutkan bahwa pengemudi pribadi yang memiliki beberapa mobil hanya akan dapat menggunakan kuota kartu pintar untuk satu mobil mereka, sementara kendaraan milik pemerintah, mobil produksi baru, dan mobil impor asing harus membayar tarif yang lebih mahal.
Menurut dokumen tersebut, perubahan lebih lanjut seperti penurunan kuota bahan bakar untuk mobil bertenaga CNG, yang merupakan bagian penting dari taksi, diperkirakan akan terjadi pada bulan Februari.













