kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.380.000   40.000   1,71%
  • USD/IDR 16.676   -36,00   -0,22%
  • IDX 8.522   -48,37   -0,56%
  • KOMPAS100 1.180   -7,88   -0,66%
  • LQ45 857   -6,19   -0,72%
  • ISSI 299   -0,47   -0,16%
  • IDX30 443   -3,74   -0,84%
  • IDXHIDIV20 513   -5,47   -1,05%
  • IDX80 133   -0,97   -0,73%
  • IDXV30 136   -0,47   -0,35%
  • IDXQ30 142   -1,30   -0,91%

Pasar Otomotif Rusia Hadapi Prospek Suram pada 2026, Ini Penyebabnya


Selasa, 25 November 2025 / 21:43 WIB
Pasar Otomotif Rusia Hadapi Prospek Suram pada 2026, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Pasar mobil Rusia diprediksi anjlok awal 2026 akibat kenaikan biaya daur ulang dan PPN. Konsumen berburu mobil akhir 2025 hindari harga melonjak.


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mobil Rusia yang terpuruk menunjukkan tanda-tanda pemulihan menjelang akhir 2025.

Namun para diler dan analis memperingatkan bahwa penjualan kendaraan baru kemungkinan kembali anjlok ke level terendah pada awal tahun depan, seiring kebijakan pemerintah menaikkan biaya daur ulang (scrappage fee) yang akan mendorong lonjakan harga.

Kenaikan penjualan mobil pada Oktober, yang sekilas terlihat sebagai sinyal positif, dinilai bukan sebagai pemulihan yang nyata. Para pelaku pasar menilai peningkatan tersebut lebih merupakan aksi buru-buru konsumen untuk menyelesaikan pembelian sebelum tarif baru diberlakukan.

Tren ini semakin menegaskan krisis struktural yang membayangi industri otomotif Rusia sejak invasi besar-besaran ke Ukraina pada 2022.

Pasar yang Pernah Menjanjikan Kini Menuju Titik Rendah

Rusia sebelumnya dipandang sebagai salah satu pasar mobil paling prospektif di Eropa, dengan potensi penjualan hingga 4 juta unit per tahun. Namun, pasar itu kini terpukul akibat:

  • hengkangnya produsen otomotif Barat,

  • tingginya suku bunga yang membuat kredit kendaraan makin mahal,

  • perlambatan ekonomi domestik yang melemahkan daya beli masyarakat.

Baca Juga: PM China Tawarkan Kerja Sama Lebih Dekat dengan Jerman di Industri Strategis

Dalam beberapa minggu ke depan, konsumen diperkirakan akan menghadapi tekanan tambahan, sebab kenaikan harga mobil baru tidak terhindarkan.

Mulai 1 Desember 2025, pemerintah akan menaikkan biaya daur ulang untuk mobil bertenaga besar dan berharga tinggi, terutama kendaraan impor untuk penggunaan pribadi. Selanjutnya, mulai 1 Januari 2026, biaya tersebut akan naik sekitar 10%, mengikuti tingkat inflasi.

Biaya Daur Ulang Pendorong Lonjakan Harga

Meski dinamai scrappage fee, biaya ini sejatinya bukan biaya daur ulang kendaraan, melainkan instrumen proteksionis untuk mendukung produsen lokal seperti Avtovaz, yang saat ini telah mengurangi jam kerja menjadi empat hari per minggu demi mengurangi inventori.

Importir dan produsen domestik sama-sama membayar biaya tersebut, tetapi produsen lokal menerima subsidi sehingga memiliki keunggulan kompetitif dibanding mobil impor.

Namun demikian, baik mobil lokal maupun impor akan menghadapi tekanan harga karena konsumen sudah memperkirakan kenaikan biaya di semua kategori.

Menjelang kenaikan tarif, penjualan mobil pada Oktober melonjak 35% dibanding bulan sebelumnya menjadi 165.702 unit, meski tetap 3,2% lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu, menurut analis Autostat.

Harga rata-rata mobil baru juga mencapai rekor tertinggi: 3,43 juta rubel atau sekitar US$42.189.

Volume Penjualan Mendekati Titik Kritis

Setelah jatuh ke level terendah pasca-Soviet pada 2022, pasar mobil Rusia sempat pulih. Pemulihan tersebut sebagian besar didorong oleh brand Cina, yang mencatat hampir 1 juta unit penjualan pada 2024 dari total 1,57 juta unit.

Baca Juga: Jerman Perketat Aturan Kekerasan Seksual dan KDRT, Obat Bius Disamakan dengan Senjata

Namun pada 2025, pasar kembali melemah. Dalam 10 bulan pertama tahun ini, penjualan turun hampir 20% menjadi 1,06 juta unit, dan diperkirakan sulit kembali ke level sebelumnya meski terjadi lonjakan belanja akhir tahun.

“Volume tahunan sudah mendekati titik kritis, sekitar 1,3 juta unit,” kata Alexei Podshchekoldin, Presiden Asosiasi Diler Mobil Rusia. Ia memperkirakan Januari dan Februari 2026 akan sangat lemah, dengan potensi penurunan penjualan 5%–10%.

Direktur Eksekutif Autostat, Sergei Udalov, menambahkan bahwa penjualan Januari akan anjlok karena sebagian besar konsumen sudah membeli mobil sebelum akhir tahun.

Asosiasi Pelaku Usaha Eropa (AEB) memperkirakan penjualan 2025 akan sedikit lebih tinggi dari proyeksi awal 1,28 juta unit berkat lonjakan pembelian pra-kenaikan biaya. Namun secara keseluruhan, pasar diperkirakan tetap turun sekitar 22%.

“Harga mobil akan melompat signifikan akibat biaya baru. Jika seseorang butuh mobil, mereka akan beli sekarang karena masyarakat tahu bahwa harga tidak akan pernah turun,” kata seorang manajer penjualan di diler besar di Moskow.

AEB juga menyoroti tekanan lanjutan akibat rencana pemerintah menaikkan PPN menjadi 22% dari 20% pada 2026, sebagai upaya menutup defisit anggaran dan meningkatkan pembiayaan militer.

Baca Juga: Jerman Akan Cabut Penangguhan Penjualan Senjata ke Israel

Konsumen Mulai Berpikir Ini Mungkin “Mobil Baru Terakhir”

Sejumlah konsumen mengakui bahwa kebijakan biaya daur ulang memengaruhi keputusan mereka mempercepat pembelian.

Denis, pembeli mobil Infiniti QX50, mengatakan diler memperingatkan bahwa jika ia menunda pembelian, harganya bisa naik ke sekitar 7,2 juta rubel, dari 6,5 juta rubel yang akhirnya ia bayarkan.

“Saya sebenarnya berencana membeli tahun depan. Tapi biaya daur ulang itulah alasan utama saya memutuskan beli sekarang,” katanya.

“Menurut saya, harga sekarang sudah tidak masuk akal. Tapi karena saya tahu semuanya akan makin mahal, dan berpikir bahwa ini mungkin mobil baru terakhir yang bisa saya beli, saya memilih untuk segera membeli selagi masih ada kesempatan,” tambahnya.

Selanjutnya: BBRI dan BUMI Teratas, Cek Saham Net Sell Terbesar Asing pada Selasa (25/11)

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (26/11), Hujan Sangat Lebat Guyur Provinsi Ini




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×