Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - BERLIN. Jerman pada Senin (17/11/2025) mengumumkan lanjutan penjualan senjata ke Israel, yang sempat ditangguhkan sejak Agustus lalu akibat perang di Gaza.
Keputusan ini, menurut pemerintah Jerman, tetap bergantung pada pemeliharaan gencatan senjata serta penyaluran bantuan kemanusiaan dalam skala besar.
Jerman, eksportir senjata terbesar kedua ke Israel setelah Amerika Serikat, menghentikan sebagian ekspor senjata ke Israel pada Agustus 2025 karena tekanan publik terkait perang di Gaza.
Penangguhan tersebut berlaku untuk senjata dan sistem yang bisa digunakan di Gaza, namun tidak termasuk alat-alat yang dianggap penting bagi Israel untuk mempertahankan diri dari serangan eksternal.
Baca Juga: Lebanon Akan Ajukan Keluhan kepada PBB Soal Tembok Perbatasan Israel
Menurut juru bicara pemerintah Jerman, penangguhan ini akan dicabut pada 24 November, dan Jerman akan kembali meninjau ekspor senjata ke Israel dari kasus ke kasus, sambil terus memantau perkembangan di lapangan.
Syarat: Gencatan Senjata dan Bantuan Kemanusiaan
Juru bicara pemerintah Jerman lainnya menegaskan: “Gencatan senjata antara Israel dan Hamas menjadi dasar keputusan ini. Kami berharap semua pihak mematuhi kesepakatan yang telah dibuat – termasuk mempertahankan gencatan senjata.”
Ia menambahkan bahwa keputusan ini juga mensyaratkan penyaluran bantuan kemanusiaan secara besar-besaran dan proses distribusi yang teratur, sesuai kesepakatan.
Pemerintah Jerman menegaskan tetap berkomitmen mendukung perdamaian abadi antara Israel dan Palestina berdasarkan solusi dua negara, serta akan terus terlibat dalam reformasi dan rekonstruksi Gaza.
Kontroversi dan Dukungan
Jerman dikenal sebagai salah satu pendukung paling setia Israel, terutama karena kewajiban historis terkait Holocaust, sebuah kebijakan yang dikenal sebagai “Staatsraison”.
Baca Juga: Israel Serang Gaza: Gencatan Senjata AS Retak, 26 Tewas
Kanselir Jerman Friedrich Merz sempat mendapat kritik keras dari partainya sendiri karena keputusan menangguhkan sebagian pengiriman senjata, yang dilakukan sebagai respons atas rencana Israel memperluas operasi di Gaza.
Menurut Stockholm International Peace Research Institute, Jerman menyediakan sekitar 30% impor senjata utama Israel pada 2019–2023, terutama peralatan angkatan laut termasuk frigat kelas Sa’ar 6 (MEKO A-100 Light Frigates), yang digunakan dalam perang di Gaza.
Respons Israel
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar memuji keputusan Jerman melalui platform X. “Saya mengimbau pemerintah lain untuk mengambil keputusan serupa, mengikuti langkah Jerman,” tulisnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul mengatakan keputusan ini, yang melibatkan kementeriannya secara langsung, “bertanggung jawab dan tepat”, menilai gencatan senjata saat ini tampak berkelanjutan.













