Sumber: CNA | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - BEIRUT. Lebanon mengatakan pada hari Sabtu (15/11) bahwa pihaknya akan mengajukan keluhan kepada Dewan Keamanan PBB atas pembangunan tembok beton oleh Israel di sepanjang perbatasan selatan yang menurut Beirut melampaui Garis Biru yang dipetakan PBB.
Garis Biru menandai batas yang memisahkan Lebanon dari Israel dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel.
Pasukan Israel mundur ke garis ini ketika mereka keluar dari Lebanon selatan pada tahun 2000.
Baca Juga: Apple Dinyatakan Melanggar Paten, Wajib Bayar Masimo US$634 Juta
Kepresidenan Lebanon mengatakan bahwa pembangunan yang sedang berlangsung tersebut melanggar kedaulatan Lebanon dan Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701, yang mengakhiri perang tahun 2006 antara Israel dan Hizbullah.
PBB: 4000 meter tanah Lebanon tidak bisa diakses warganya
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan pada hari Jumat bahwa tembok tersebut telah membuat lebih dari 4.000 meter persegi tanah Lebanon tidak dapat diakses oleh penduduk, dan bahwa Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) telah meminta pembongkarannya.
Seorang juru bicara militer Israel membantah tuduhan bahwa tembok tersebut melintasi Garis Biru, dengan mengatakan bahwa itu adalah bagian dari rencana pertahanan yang lebih luas yang dimulai pada tahun 2022.
Militer mengatakan Israel telah memperkuat pertahanan perbatasan utara sejak perang saat ini dimulai.
UNIFIL, yang berpatroli di wilayah antara Sungai Litani dan Garis Biru, memiliki lebih dari 10.000 tentara dari 50 negara dan sekitar 800 staf sipil, menurut misi tersebut.
Baca Juga: Trump Borong Obligasi Senilai US$82 Juta pada Akhir Agustus-Awal Oktober 2025













