kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.936.000   -1.000   -0,05%
  • USD/IDR 16.415   -22,00   -0,13%
  • IDX 6.887   -81,50   -1,17%
  • KOMPAS100 996   -15,12   -1,49%
  • LQ45 763   -11,85   -1,53%
  • ISSI 225   -2,46   -1,08%
  • IDX30 396   -5,53   -1,38%
  • IDXHIDIV20 465   -6,74   -1,43%
  • IDX80 112   -1,79   -1,57%
  • IDXV30 115   -1,28   -1,10%
  • IDXQ30 128   -1,62   -1,25%

Trump Butuh Waktu 2 Minggu Buat Keputusan Apakah AS Terlibat dalam Perang Iran-Israel


Jumat, 20 Juni 2025 / 05:31 WIB
Trump Butuh Waktu 2 Minggu Buat Keputusan Apakah AS Terlibat dalam Perang Iran-Israel
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi isyarat pada Peringatan Hari Memorial Nasional tahunan di Amphitheatre Memorial, di Makam Nasional Arlington di Arlington, Virginia, AS, 26 Mei 2025. REUTERS/Ken Cedeno


Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Ketegangan antara Israel dan Iran semakin meningkat setelah Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah target nuklir di Iran pada Kamis (19/6), sementara Iran membalas dengan peluncuran rudal dan pesawat nirawak ke wilayah Israel. 

Salah satu serangan Iran dilaporkan menghantam rumah sakit di Israel selatan, memicu kecaman keras dari pemerintah Israel.

Gedung Putih menyatakan bahwa Presiden AS Donald Trump akan memutuskan dalam dua pekan ke depan apakah akan mendukung Israel secara langsung dalam konflik ini. Meskipun demikian, sumber-sumber menyebut bahwa Trump sering kali menggunakan istilah “dua pekan” sebagai kerangka waktu umum dalam pengambilan keputusan.

Baca Juga: Simpatisan MAGA Meminta Donald Trump Tak Ikut Merusuh dalam Perang Iran-Israel

Utusan khusus Presiden Trump, Steve Witkoff, dan Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araqchi, disebut telah beberapa kali melakukan komunikasi via telepon sejak minggu lalu, menurut sumber yang mengetahui percakapan tersebut.

Israel telah melakukan serangan udara terhadap Iran sejak Jumat pekan lalu, mengklaim tindakan tersebut sebagai upaya pencegahan terhadap pengembangan senjata nuklir oleh Teheran. Iran membantah tuduhan tersebut dan membalas dengan melakukan serangan balik terhadap wilayah Israel.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengecam keras serangan terhadap pusat medis Soroka di Beersheba, Israel selatan, dan menyatakan bahwa Teheran akan menanggung harga penuh atas tindakan tersebut. 

Netanyahu juga menyinggung kemungkinan jatuhnya rezim di Iran, namun menyatakan bahwa perubahan rezim merupakan keputusan rakyat Iran sendiri.

Baca Juga: Kemenperin Ingatkan Industri Bersiap Hadapi Dampak Perang Iran - Israel

Militer Israel menuding Iran sengaja menargetkan warga sipil dengan menggunakan rudal yang membawa bom curah, jenis senjata yang menyebarkan bom kecil ke area yang luas. 

Ini merupakan pertama kalinya bom curah dilaporkan digunakan dalam perang yang telah berlangsung selama tujuh hari. Juru bicara militer Brigadir Jenderal Effie Defrin menyebut tindakan tersebut sebagai “teror yang disponsori negara” dan pelanggaran hukum internasional.

Iran mengklaim bahwa sasarannya adalah markas militer dan intelijen Israel yang berada di dekat rumah sakit, namun pejabat militer Israel membantah adanya target militer di sekitar lokasi tersebut.

Israel mengklaim telah menyerang fasilitas nuklir penting Iran seperti Natanz, Isfahan, serta reaktor air berat Arak (Khondab). Citra satelit yang dipublikasikan Open Source Centre menunjukkan kerusakan besar pada atap reaktor Arak dan penghancuran menara penyulingan air berat di dekatnya.

Baca Juga: Perang Iran-Israel hingga Perang Dagang AS, Menkeu: Kombinasi yang Sangat Berisiko

David Albright, mantan inspektur nuklir PBB dan kepala Institute for Science and International Security, menyebut serangan terhadap Arak didorong oleh kekhawatiran Israel bahwa Iran akan mengaktifkan reaktor tersebut tahun depan, yang berpotensi menghasilkan plutonium untuk senjata nuklir.

Menurut pejabat Israel, Barat, dan kawasan, tujuan serangan udara Israel bukan sekadar menghancurkan kemampuan nuklir Iran, tetapi juga mengguncang fondasi pemerintahan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. 

Netanyahu ingin memaksa Iran agar menghentikan pengayaan uranium, program rudal balistik, serta dukungannya terhadap kelompok-kelompok militan regional.

Sementara itu, Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menyatakan bahwa jika ada negara ketiga yang bergabung bersama Israel dalam perang ini, Teheran akan mengubah strateginya secara drastis.

Iran meluncurkan serangan gabungan menggunakan rudal dan drone ke sejumlah fasilitas militer dan industri pertahanan Israel di Tel Aviv dan Haifa pada Kamis. 

Baca Juga: Trump Siap Turun Tangan di Perang Iran-Israel, Armada Tempur AS Bergerak!

Behnam Saeedi, anggota Komite Keamanan Nasional Parlemen Iran, menyatakan bahwa Iran sedang mempertimbangkan untuk menutup Selat Hormuz, jalur penting yang dilalui 20% konsumsi minyak dunia setiap hari, sebagai respons atas eskalasi konflik.

Israel, yang memiliki kekuatan militer paling unggul di Timur Tengah, kini berperang di beberapa front sejak serangan oleh kelompok Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza. Israel juga telah melancarkan serangan ke kelompok Houthi di Yaman dan menargetkan posisi Hezbollah di Lebanon.

Sementara itu, situasi di Iran semakin tertutup dari informasi publik. Pemerintah Iran menghentikan laporan resmi terkait jumlah korban tewas dan tidak lagi menampilkan gambar-gambar kerusakan. Akses internet hampir sepenuhnya diblokir, dan masyarakat dilarang mengambil rekaman video.

Baca Juga: Soal Konflik Iran-Israel, Kemenperin: Logistik Bahan Baku Impor Akan Terpengaruh

Seorang warga Teheran bernama Arash (33 tahun) menyatakan bahwa sebuah gedung di dekat tempat tinggalnya di kawasan Shahrak-e Gharb hancur akibat serangan Israel. Ia menyebut sedikitnya tiga anak dan dua perempuan tewas dalam insiden itu.

“Apakah ini yang dimaksud Netanyahu sebagai upaya ‘membebaskan’ rakyat Iran? Jauhi negara kami,” ujarnya kepada Reuters melalui sambungan telepon.

Selanjutnya: Mayoritas Bakal Diguyur Hujan Ringan, Simak Prakiraan Cuaca Papua Jumat (20/6)

Menarik Dibaca: Mandiri Jogja Marathon 2025, Langkah Pelari untuk Lingkungan dan Masyarakat




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×