kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Iran: AS 'memohon' Iran untuk tidak membalas pembunuhan Soleimani, tapi ditolak!


Senin, 13 Juli 2020 / 10:12 WIB
Iran: AS 'memohon' Iran untuk tidak membalas pembunuhan Soleimani, tapi ditolak!
ILUSTRASI. Rangkaian bunga dikalungkan pada potret Jenderal Iran Soleimani. REUTERS/Vasily Fedosenko


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Wakil menteri luar negeri Iran mengatakan hari Minggu (12/7/2020), menyusul pembunuhan AS terhadap Korps Pengawal Revolusi Islam Iran (IRGC) komandan Pasukan Quds Qasem Soleimani, Washington telah meminta Teheran untuk tidak melakukan pembalasan terhadap kepentingan AS.

Menurut kantor berita semi resmi Iran Fars, "AS mengirim pesan ke Iran melalui duta besar Swiss (yang misinya juga bertindak sebagai bagian kepentingan Washington di Teheran) untuk meminta agar Iran tidak memberikan aksi balasan, tetapi ditolak segera," kata Wakil Menteri Luar Negeri Iran Mohsen Baharvand seperti yang dilansir Jerusalem Post.

Wakil menteri luar negeri kemudian merujuk pada laporan PBB baru-baru ini yang menggambarkan pembunuhan Soleimani sebagai pelanggaran hukum internasional.

Baca Juga: Pakar PBB: Serangan drone AS yang tewaskan Soleimani melanggar hukum internasional!

"Kecaman atas tindakan AS oleh (Agnès) Callamard sebagai pelapor khusus PBB, seorang ahli dan pengacara yang tidak memihak, sangat berharga, dan laporan itu sekarang menjadi salah satu dokumen PBB dan akan tetap selama beberapa dekade di masa depan," paparnya.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Soleimani menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak AS terhadap konvoi di Bandara Internasional Baghdad di Irak pada 3 Januari. Serangan itu juga menewaskan Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan Unit Mobilisasi Populer Irak (PMU), yang telah disebut sebagai kekuatan proksi Iran di wilayah tersebut.

Baca Juga: Iran bersumpah akan tangkap Trump meski tak lagi jadi presiden AS

Secara total, lima pria Iran dan lima pria Irak tewas dalam serangan itu.

Dimulai pada 8 Januari, IRGC melancarkan serangan balasan terhadap target AS di wilayah tersebut.

Mengutip Reuters, seorang penyelidik hak asasi manusia PBB mengatakan pada hari Senin (6/7/2020), serangan pesawat tak berawak (drone) milik Amerika Serikat (AS) pada Januari lalu di Irak yang menewaskan jenderal top Iran Qassem Soleimani dan sembilan orang lainnya merupakan pelanggaran hukum internasional.

Baca Juga: Ingin tangkap Donald Trump, Iran menabuh genderang perang dengan AS?



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×