Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - DUBAI. Ketika ketegangan masih tinggi dengan Amerika Serikat (AS), Iran tampaknya telah membangun sebuah replika kapal induk di lepas pantai Selatan negaranya untuk potensi latihan menembak.
Melansir Defense News, kapal induk tiruan itu terlihat dalam foto-foto satelit yang The Associated Press peroleh pada Selasa (9/6). Replika tersebut menyerupai kapal induk kelas Nimitz milik Angkatan Laut AS.
Kapal induk Nimitz secara rutin berlayar ke Teluk Persia dari Selat Hormuz yang mulutnya sempit, di mana 20% kapal tanker pembawa minyak mentah melewati perairan tersebut.
Baca Juga: Iran siap berperang melawan Israel di Suriah melalui Hizbullah, AS bisa ikut terseret
Meski para pejabat Iran belum mengakuinya, penampilan replika kapal induk di kota pelabuhan Bandar Abbas menunjukkan Garda Revolusi Iran sedang mempersiapkan tiruan serupa yang pernah mereka lakukan pada 2015 lalu.
Replika kapal induk membawa 16 "jet tempur" di geladaknya, menurut foto satelit yang Maxar Technologies ambil. Kapal itu tampaknya memiliki panjang sekitar 200 meter dan lebar 50 meter.
Sementara kapal induk Nimitz yang asli mempunyai panjang lebih dari 300 meter dan lebar 75 meter.
Baca Juga: Iran siap untuk pertukaran tahanan lebih banyak lagi dengan AS
Kapal induk palsu itu berada tidak jauh dari lokasi Garda Revolusi meluncurkan lebih dari 100 speedboat tempur baru pada Mei, jenis yang mereka gunakan untuk mendekati kapal perang Angkatan Laut AS di Teluk beberapa waktu lalu.
Replika kapal induk tersebut sangat mirip dengan yang Garda Revolusi gunakan pada Februari 2015 selama latihan militer bertajuk "Nabi Besar 9." Selama latihan itu, Iran mengerumuni kapal induk palsu dengan speedboat yang menembakkan senapan mesin dan roket.
Rudal darat-ke-laut kemudian menargetkan dan menghancurkan kapal induk tiruan tersebut.
Baca Juga: Komandan pasukan elit Iran sambangi Irak, untuk usir pasukan AS?
"Kapal induk Amerika adalah depot amunisi yang sangat besar yang menampung banyak rudal, roket, torpedo, dan lainnya," kata Kepala Angkatan Laut Garda Revolusi Laksamana Ali Fadavi pada waktu itu.
Armada ke-5 Angkatan Laut AS yang berbasis di Bahrain, yang berpatroli di perairan Timur Tengah, tidak segera menanggapi permintaan komentar.