Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - LONDON. Pemerintah Iran tetap berharap menemukan pembeli potensial minyak mereka pasca Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi kepada Iran. Saat ini, banyak negara menghindari membeli minyak Iran setelah AS kembali menjatuhkan sanksi ke negara Para Mullah tersebut.
Sanksi AS ini merupakan dampak penarikan diri AS dari kesepakatan nuklir dengan Iran tahun lalu. Kemudian ASmenjatuhkan sanksi untuk menekan ekspor minyak dan perbankan Iran. Namun untuk sementara, AS masih membiarkan delapan negara pelanggan tetap pembeli minyak Iran meneruskan pembelian minyak dari Republik Islam tersebut.
Wakil Menteri Minyak Iran untuk Urusan Perdagangan dan Urusan Internasional Amir Hossein Zamaninia mengatakan,negara-negara seperti China, India, Jepang, Korea Selatan dan sejumlah negara lain yang mendapat keringan dari AS untuk mengimpor minyak Iran telah mulai kurangi impor, bahkan ia menuding mereka sudah tidak mau lagi membeli minyak sebanyak satu barel pun dari Iran.
Meski tidak merinci lebih lanjut masalahnya, Zamania mengatakan: "Meskipun ada tekanan AS di pasar minyak Iran, jumlah pembeli potensial minyak IranĀ meningkat signifikan karena pasar yang kompetitif, keserakahan dan pengejaran lebih banyak keuntungan," ujarnya seperti dikutip Reuters dari berita Kementerian Minyak SHANA.
AS juga memberikan pengecualian selama 180 jari kepada Italia, Yunani, Taiwan dan Tukri membeli minyak Iran pasca sanksi diterapkan.
Pemberian sanksi ini, bertujuan untuk menekan Iran agar menghentikan pengembangan program-program rudal dan nulir Teheran. Selain itu, ASĀ ingin menghambat pengaruh militer dan politik Iran di Timur Tengah.
Iran juga terus mendesak negara-negara Eropa yang masih memegang komitmen kesepakatan nuklir agar menentang sanksi AS dengan menciptakan mekanisme keuangan yang memfasilitasi pembayaran penjualan minyak Iran.
Zamania mengatakan, mekanisme tersebut dikenal dengan istilah SPV (yang menjadi kendaraan tujuan khusus untuk perdagangan), meski langkah ini tidak menyelesaikan masalah karena pengaruh AS otomatis akan memengaruhi tindakan Eropa.