Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Angkatan Laut Iran pada hari Rabu (2/8) menggelar latihan militer terbaru di Teluk Persia. Dalam latihan itu, Iran turut menyertakan kapal perang yang dilengkapi rudal jarak jauh dengan jangkauan mencapai 600 km.
Komandan Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC), Ali Azmaei, mengatakan bahwa rudal-rudal tersebut disematkan pada kapal Shahid Hojaji dari Unit Khusus.
"Fitur yang menonjol dari latihan tersebut adalah penggunaan kendaraan udara tak berawak dan drone angkatan laut yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan canggih," kata Azmaei, dikutip Sputnik.
Azmaei tidak memberikan perincian tambahan tentang rudal berbasis kapal perang jarak jauh yang dikerahkan dalam latihan tersebut, tetapi mengindikasikan bahwa pasukan IRGC telah mengerahkan sistem rudal Fath dan Qadir di kapal-kapal tersebut.
Baca Juga: Intelijen AS Meyakini Tidak Ada Pengembangan Senjata Nuklir di Iran
Fath, juga dikenal sebagai Fath-360, adalah rudal taktis dipandu satelit yang diluncurkan dari darat yang pertama kali diluncurkan pada parade militer pada tahun 2022. Rudal ini memiliki hulu ledak 150 kg dan jarak tembak efektif antara 30 dan 120 km.
Sementar itu, Qadir atau Ghader adalah rudal jelajah anti-kapal pertahanan pantai dengan jangkauan 330 km dan hulu ledak 200 kg.
IRGC mengatakan, latihan itu bertujuan untuk menampilkan kekuatan Angkatan Laut IRGC serta kesiapan tempur dan pertahanan dalam melindungi keamanan Teluk Persia dan pulau-pulau Iran.
Baca Juga: Angkatan Laut AS Gagalkan Pembajakan Kapal Minyak oleh Kapal Iran di Teluk Oman
Latihan tersebut juga melibatkan sejumlah pasukan angkatan laut dan udara, rudal, drone, unti perang elektronik, dan didukung oleh Angkatan Dirgantara IRGC.
Panglima IRGC, Hossein Salami, di sela-sela latihan mengatakan bahwa Iran siap menanggapi setiap gangguan secara langsung di tempat gangguan itu terjadi.
Salami juga menegaskan bahwa negara-negara Muslim di kawasan tersebut mampu menjaga dirinya sendiri tanpa bantuan negara lain.
"Negara-negara Muslim dan pemerintah di wilayah ini mampu menjamin keamanan semua wilayah dengan pengaturan ala persaudaraan dan Muslim, dan tidak perlu kehadiran pihak luar," ungkap Salami.