Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, Iran menyatakan bahwa sentrifus canggih akan dipasang di kompleks baru tersebut sebagai pengganti fasilitas yang rusak akibat sabotase di Natanz pada tahun 2020.
Kepala energi nuklir Iran, Mohammad Eslami, mengindikasikan bahwa penguatan keamanan di kompleks ini merupakan bagian dari upaya untuk melindungi fasilitas nuklir dari potensi ancaman.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menanggapi laporan ini lewat media sosial dengan menyebut bahwa Israel dan kelompok berkepentingan tertentu tengah berupaya menggagalkan jalannya diplomasi.
Baca Juga: Bumi Resources Minerals (BRMS) Fokus Garap Tambang Bawah Tanah
Ketegangan meningkat setelah Presiden AS Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir tahun 2015 dan mengancam akan menyerang Iran jika kesepakatan baru tidak segera tercapai.
Iran pun menolak tuntutan agar program nuklirnya dibongkar sepenuhnya, dengan menegaskan bahwa mereka berhak atas teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Israel, yang menuduh Iran sedang berupaya membangun senjata nuklir meski dibantah Teheran, belum mengesampingkan kemungkinan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dalam beberapa bulan ke depan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa setiap kesepakatan harus menghasilkan penghentian total program nuklir Iran.