Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - SAMARKAND. Iran pada hari Kamis (15/9) menandatangani nota kewajiban untuk bergabung dengan Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO), sebuah organisasi politik, ekonomi dan keamanan Eurasia yang dimotori China serta Rusia.
Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian menjadi perwakilan resmi Iran dalam proses penandatanganan ini. Dengan ini, Iran selangkah lagi menuju keanggotaan tetap SCO.
"Dengan menandatangani dokumen keanggotaan penuh SCO, kini Iran telah memasuki babak baru berbagai kerja sama ekonomi, komersial, transit, dan energi," tulis Amirabdollahian di akun Instagram pribadinya.
SCO diketahui akan mengadakan pertemuan puncak (KTT) minggu ini di Uzbekistan. Keanggotaan Iran kemungkinan besar akan turut dibahas dalam pertemuan tersebut.
Baca Juga: Putin ke Xi Jinping: Rusia Sangat Hargai Posisi Seimbang China dalam Krisis Ukraina
Presiden Iran Ebrahim Raisi saat ini juga sudah berada di alur Sutra Samarkand, Uzbekistan untuk untuk menghadiri KTT. Raisi juga memiliki agenda untuk mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Raisi menegaskan saat ini Iran bertekad untuk meningkatkan hubungannya dengan Rusia, dari bidang ekonomi hingga kedirgantaraan dan politik. Termasuk untuk melawan tekanan dari AS.
"Kerja sama antara Teheran dan Moskow dapat secara signifikan menetralisir batasan yang dikenakan pada negara kita oleh sanksi AS," ungkap Raisi.
Ekonomi Iran merasakan tekanan berat sejak 2018, ketika Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir. Iran yang kembali aktif dalam program nuklir akhirnya menerima sejumlah sanksi ekonomi dari AS.
Baca Juga: Tak Terduga, Vladimir Putin Ungkap Keprihatinan China Terhadap Ukraina
Tahun lalu SCO telah menyetujui lamaran Iran untuk bergabung. Pemerintah Iran berharap para anggota SCO, terutama China dan Rusia, bisa membantu Iran agar terhindar dari sanksi Barat terkait program nuklirnya.
Dilansir dari Reuters, wakil sekretaris jenderal SCO, Grigory Logvinov, memastikan bahwa saat ini Iran dapat ikut dalam KTT meskipun belum menerima keanggotaan penuh.
Logvinov menjelaskan bahwa proses menuju keanggotaan akan memakan waktu yang cukup panjang.
SCO dibentuk tahun 2002 sebagai ruang dialog antara China dan Rusia dengan negara-negara pecahan Uni Soviet di Asia Tengah seperti Uzbekistan, Kazakhstan, Kirgistan, dan Tajikistan.