Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - BEIRUT/YERUSALEM. Militer Israel mengklaim telah membunuh komandan senior Hizbullah dalam serangan udara di Beirut pada Selasa malam.
Serangan ini merupakan pembalasan atas serangan roket lintas batas yang menewaskan 12 pemuda tiga hari sebelumnya, yang dituduhkan kepada Hizbullah.
Ledakan keras terdengar dan asap membubung di atas pinggiran selatan Beirut, benteng Hizbullah, sekitar pukul 19.40 waktu setempat. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menyatakan bahwa serangan tersebut menewaskan Fuad Shukr, seorang komandan senior Hizbullah yang dianggap bertanggung jawab atas serangan roket sebelumnya.
Baca Juga: Iran Peringatkan Konsekuensi Serius atas Serangan Israel Atas Lebanon
Fuad Shukr dikatakan sebagai pembantu penting Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan penasihat operasional untuk masa perang.
Belum ada tanggapan langsung dari Hizbullah mengenai klaim ini, namun kelompok tersebut sebelumnya membantah keterlibatan dalam serangan roket di Dataran Tinggi Golan yang dikuasai Israel.
Serangan di Beirut juga dilaporkan menewaskan tiga warga sipil, termasuk dua anak-anak, serta melukai 74 orang lainnya. Ledakan menghancurkan sebuah gedung bertingkat di lingkungan Haret Hreik, dekat Dewan Syura Hizbullah.
Serangan ini memicu kecaman dari pejabat Lebanon dan sekutu Hizbullah, termasuk Hamas di Gaza, Houthi di Yaman, Suriah, dan Iran. Gedung Putih menegaskan kembali dukungannya terhadap keamanan Israel dari ancaman yang didukung Iran, termasuk Hizbullah, dan mendorong solusi diplomatik untuk mengakhiri permusuhan.
Baca Juga: Israel Mengklaim Telah Menyerang Tentara Suriah di Dataran Tinggi Golan
Militer Israel tidak mengeluarkan instruksi baru untuk pertahanan sipil, yang mungkin mengindikasikan bahwa tidak ada rencana serangan lebih lanjut segera. Namun, serangan roket dari Lebanon selatan ke Israel utara terus terjadi, menewaskan seorang pria di Kibbutz Hagoshrim.
Menteri Luar Negeri Lebanon, Abdallah Bou Habib, mengutuk serangan Israel dan berencana mengajukan keluhan ke PBB. Dia berharap tanggapan Hizbullah tidak akan memicu eskalasi lebih lanjut.
Ketegangan antara Hizbullah dan Israel meningkat sejak perang Gaza pada bulan Oktober, dengan kedua belah pihak terlibat dalam baku tembak sporadis. Meski demikian, baik Hizbullah maupun Israel sebelumnya menyatakan tidak menginginkan konfrontasi yang lebih luas.