Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pemerintahan Presiden Donald Trump dikonfirmasi telah dikonsultasikan oleh Israel terkait serangan udara mematikan di Gaza pada Senin malam, menurut juru bicara Gedung Putih dalam wawancara dengan Fox News.
Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam wawancara di acara Hannity di Fox News menyatakan bahwa pemerintahan Trump telah diberi tahu oleh Israel mengenai serangan udara terbaru di Gaza.
"Administrasi Trump dan Gedung Putih telah dikonsultasikan oleh pihak Israel mengenai serangan mereka di Gaza malam ini," ujar Leavitt.
Serangan tersebut terjadi setelah laporan dari petugas medis Palestina di Gaza yang menyebutkan bahwa puluhan warga sipil tewas dalam serangan udara paling intens sejak gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang berlaku sejak 19 Januari.
Baca Juga: Gencatan Senjata Gaza Runtuh, Lebih dari 200 Warga Palestina Dibunuh Tentara Israel
Hamas Sebut Israel Melanggar Gencatan Senjata
Seorang pejabat senior Hamas menyatakan bahwa Israel secara sepihak telah membatalkan perjanjian gencatan senjata.
"Seperti yang telah ditegaskan Presiden Trump—Hamas, Houthi, Iran, serta semua pihak yang mencoba meneror bukan hanya Israel, tetapi juga Amerika Serikat, akan menghadapi konsekuensi. Neraka akan terbuka lebar," tegas juru bicara Gedung Putih.
Sebelumnya, Trump juga telah memberikan peringatan serupa, mengancam Hamas untuk segera membebaskan seluruh sandera di Gaza atau menghadapi konsekuensi berat.
Eskalasi Konflik Israel-Palestina
Ketegangan terbaru dalam konflik panjang Israel-Palestina dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 warga Israel dan menyebabkan sekitar 250 orang disandera, menurut klaim pemerintah Israel dan sekutunya.
Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan militer ke Gaza, yang menurut Kementerian Kesehatan setempat telah menyebabkan lebih dari 48.000 warga Palestina tewas.
Selain itu, serangan ini juga memicu tuduhan genosida dan kejahatan perang terhadap Israel, yang hingga kini dibantah oleh pemerintahannya. Hampir seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang kini terpaksa mengungsi akibat dampak perang, serta menghadapi ancaman kelaparan yang semakin memburuk.
Baca Juga: Israel Kembali Melancarkan Serangan Udara Besar-besaran di Gaza, 100 Warga Tewas
Kontroversi Rencana Trump Terkait Gaza
Trump juga mendapat kecaman luas atas rencananya untuk merelokasi warga Palestina dari Gaza dan menjadikan wilayah tersebut di bawah kendali AS. Berbagai kelompok hak asasi manusia, PBB, warga Palestina, serta negara-negara Arab menilai proposal Trump, yang diklaim sebagai rencana redevelopment, sebagai bentuk pembersihan etnis.
Sementara itu, AS juga melancarkan gelombang serangan udara baru di Yaman pada Sabtu lalu, yang menurut Washington menewaskan puluhan anggota gerakan Houthi. Pihak Houthi melaporkan setidaknya 53 orang tewas dalam serangan tersebut, meskipun angka korban ini belum dapat diverifikasi secara independen oleh Reuters.
Sejak November 2023, kelompok Houthi telah meluncurkan lebih dari 100 serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah, mengklaim bahwa tindakan mereka dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza.