kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.890.000   -7.000   -0,37%
  • USD/IDR 16.280   10,00   0,06%
  • IDX 7.944   80,88   1,03%
  • KOMPAS100 1.121   13,02   1,18%
  • LQ45 827   11,72   1,44%
  • ISSI 268   1,95   0,73%
  • IDX30 428   6,26   1,48%
  • IDXHIDIV20 493   6,23   1,28%
  • IDX80 124   1,67   1,36%
  • IDXV30 131   1,54   1,20%
  • IDXQ30 138   1,86   1,36%

Israel Setujui Permukiman Kontroversial E1, Solusi Dua Negara Palestina Terancam


Rabu, 20 Agustus 2025 / 23:06 WIB
Israel Setujui Permukiman Kontroversial E1, Solusi Dua Negara Palestina Terancam
ILUSTRASI. Rencana permukiman Israel yang menuai kecaman luas dan akan membagi wilayah yang diinginkan Palestina untuk negara mereka, resmi disetujui. Israeli Army/Handout via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana permukiman Israel yang menuai kecaman luas dan akan membagi wilayah yang diinginkan Palestina untuk negara mereka, resmi disetujui pada Rabu, menurut pernyataan Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich.

Persetujuan proyek E1, yang berpotensi memotong wilayah Tepi Barat yang diduduki dan memisahkannya dari Yerusalem Timur, pertama kali diumumkan oleh Smotrich pekan lalu, dan menerima persetujuan akhir dari komisi perencanaan kementerian pertahanan pada Rabu.

Smotrich, seorang ultra-nasionalis dalam koalisi sayap kanan yang berkuasa, mengatakan:
"Dengan E1, kami akhirnya menepati janji yang telah diberikan selama bertahun-tahun. Negara Palestina dihapus dari meja, bukan dengan slogan, tetapi dengan tindakan."

Baca Juga: Israel Kerahkan Puluhan Ribu Pasukan Cadangan Jelang Serangan Baru ke Gaza

Reaksi Palestina dan Komunitas Internasional

Kementerian luar negeri Palestina mengecam keputusan tersebut, menyatakan bahwa permukiman E1 akan mengisolasi komunitas Palestina yang tinggal di wilayah tersebut dan mengancam kemungkinan tercapainya solusi dua negara.

Seorang juru bicara pemerintah Jerman menambahkan, bahwa pembangunan permukiman melanggar hukum internasional dan menghambat solusi dua negara serta berakhirnya pendudukan Israel di Tepi Barat.

Pernyataan Perdana Menteri Netanyahu

Hingga saat ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu belum memberikan komentar khusus terkait pengumuman E1. Namun, pada Minggu lalu saat mengunjungi permukiman Ofra di Tepi Barat, ia menegaskan:

"25 tahun lalu saya mengatakan bahwa kami akan melakukan segala cara untuk mempertahankan cengkeraman kami di Tanah Israel, mencegah berdirinya negara Palestina, dan mencegah upaya pengusiran kami dari sini. Syukurlah, apa yang saya janjikan, telah kami wujudkan."

Dampak Terhadap Solusi Dua Negara

Solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun bertujuan mewujudkan negara Palestina di Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Gaza, berdampingan dengan Israel.

Baca Juga: Israel Pertimbangkan Tawaran Hamas, Gencatan Senjata 60 Hari dan Pembebasan Sandera

Namun, rencana E1 dikhawatirkan dapat menghambat kesepakatan damai di masa depan, sehingga banyak ibu kota Barat dan kelompok advokasi internasional menentang proyek ini.

Rincian Proyek E1

Rencana E1, yang terletak dekat dengan Maale Adumim, sebelumnya dibekukan pada 2012 dan 2020 karena keberatan dari pemerintah AS dan Eropa. Proyek ini melibatkan pembangunan sekitar 3.400 unit rumah baru.

Menurut Peace Now, sebuah organisasi advokasi Israel yang memantau aktivitas permukiman di Tepi Barat, pekerjaan infrastruktur bisa dimulai dalam beberapa bulan, sementara pembangunan rumah dapat dimulai sekitar satu tahun ke depan.

Sebagian besar komunitas internasional menganggap permukiman Israel di Tepi Barat ilegal menurut hukum internasional. Israel sendiri menolak pandangan ini, mengutip kaitan historis dan alkitabiah dengan wilayah tersebut serta menyatakan bahwa permukiman memberikan kedalaman strategis dan keamanan.

Selanjutnya: Asing Kembali Catat Net Buy Jumbo, Cek Saham yang Banyak Diborong, Rabu (20/8)

Menarik Dibaca: BMKG Catat Gempa Terkini Magnitudo 4,9 di Bekasi




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×