Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketegangan di kawasan Yerusalem kembali meningkat setelah otoritas pendudukan Israel pada Minggu pagi (22 Juni) kembali menutup kompleks Masjid Al-Aqsa dan melarang masuknya jamaah Muslim, kecuali petugas dan pegawai masjid.
Dikutip dari middleeastmonitor, pasukan polisi Israel hanya mengizinkan para pekerja, karyawan, dan penjaga masjid untuk masuk ke dalam kompleks suci tersebut. Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi baru yang dikeluarkan oleh Komando Front Dalam Negeri Israel.
Penutupan total ini terjadi hanya tiga hari setelah pembatasan parsial yang diberlakukan pada Jumat (13 Juni), di mana jumlah jamaah dibatasi maksimal 500 orang. Penutupan tersebut bertepatan dengan dimulainya serangan militer Israel terhadap Iran.
Baca Juga: Israel Serang 6 Bandara Militer Iran, Hancurkan 15 Pesawat Tempur!
Penggerebekan dan Perusakan Ruangan Masjid
Pada Sabtu malam, polisi Israel menyerbu seluruh ruang shalat di kompleks Al-Aqsa, termasuk Kantor Status Sipil yang mengelola para penjaga masjid serta departemen pemadam kebakaran di pelataran Kubah Batu (Dome of the Rock). Seluruh ruangan tersebut digeledah secara paksa, dan banyak isinya dilaporkan dirusak.
Lebih jauh, sumber lokal melaporkan bahwa polisi Israel melemparkan salinan Al-Qur’an ke lantai selama penggerebekan, dengan dalih memeriksa ruang penyimpanan kitab suci.
Empat penjaga Masjid Al-Aqsa turut ditangkap dalam insiden tersebut, yakni Mohammed Arabash, Ramzi Al-Za’anin, Basem Abu Jumaa, dan Iyad Odeh. Keempatnya dibebaskan setelah menjalani proses interogasi, namun dikenai larangan masuk ke Masjid Al-Aqsa selama satu pekan — masa yang dapat diperpanjang sewaktu-waktu.