Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Tingkat pengangguran dunia sepertinya akan kembali merangsek naik. Sebab, Isuzu Motors Ltd dan Mazda Motor Corp berencana memangkas sekitar 2.700 karyawan sementaranya di Jepang. Langkah ini dilakukan menyusul kebijakan perusahaan untuk mengurangi kapasitas produksi akibat menurunnya permintaan otomotif.
Jurubicara Suzuki Naoki Ariizumi bilang, pihaknya akan merumahkan sekitar 1.400 pekerja sementara dan paruh waktu pada akhir tahun ini. Selain itu, Suzuki juga akan mengurangi satu shift kerja di pabrik truk Fujisawa pada bulan depan.
Sementara, Jurubicara Mazda Toyota Tanaka mengatakan, akan mem-PHK 500 pekerja di pabrik Yamaguchi dan 800 pekerja di pabrik Hiroshima.
Penyebab lain yang juga turut mempengaruhi kinerja Isuzu dan Mazda adalah penguatan yen. Sepanjang tahun ini, yen sudah mengalami penguatan sebesar 17% terhadap dolar dan 36% terhadap euro. Tentunya, hal itu menggerus tingkat persaingan antar pengekspor mobil di Jepang.
Memang, saat ini, penjualan Isuzu di Thailand, yang merupakan pasar luar negeri terbesar Isuzu, anjlok 30% pada bulan Oktober. Sementara, penjualan Mazda di Eropa Barat juga merosot 12%.
“Dengan kondisi makro ekonomi yang turun drastis seperti sekarang ini, mengurangi jumlah tenaga kerja merupakan langkah yang paling mudah dan cepat untuk mengurangi beban biaya. Bahkan menurut saya, para produsen mobil juga ingin untuk mengurangi jumlah tenaga tetapnya,” kata Hirofumi Yokoi, analis dari CSM Worldwide.
Pada pukul 12.53 waktu Tokyo, saham Isuzu turun 12% menjadi 130 yen. Kondisi serupa juga dialami Mazda yang merosot 8,8% menjadi 166 yen.