Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi
Memulai bisnis media di India sungguh bukan perkara gampang bagi Kalanithi Murasoli Maran. Investasi yang mahal menjadi salah satu kendalanya. Proposal kerjasama penyiaran juga sempat ditolak oleh beberapa pengusaha media. Toh, ia tak menyerah. Kalanithi tetap melanjutkan mimpi merajai bisnis media di India. Setelah berjalan pun, bisnis media Kalanithi juga tak langsung berkibar. Butuh waktu lama bagi Sun Network Group hingga berkembang seperti sekarang.
Kalanithi Maran kini berstatus sebagai salah satu orang paling kaya di India. Berkat bisnis media yang dijalankan lewat Sun Network Group, kini ia mengantongi kekayaan pribadi yang ditaksir Forbes mencapai US$ 4,4 miliar.
Namun untuk mencapai kesuksesan ini bukan perkara mudah. Saat ingin mengadopsi sistem bisnis penyiaran yang ada di Amerika Serikat, berbagai tantangan bermunculan.
Saat hendak menjalankan bisnis televisi satelit, orang-orang sudah mulai mencibirnya. Bisnis ini dinilai tidak akan berhasil di kawasan Tamil Nadu karena akan membutuhkan biaya yang mahal. Dengan begitu, bisnis ini dinilai tak akan bertahan lama.
Begitu pula, saat Kalanithi ingin menjalankan bisnis stasiun radio. Sejumlah pihak menilai bisnis ini sudah ketinggalan zaman.
Namun, hal itu tak membuatnya berhenti. Kalanithi tetap mengejar cita-citanya menjalankan bisnis media. Salah satu langkah awal yang ia ambil adalah mencari pendanaan. Sejumlah bank ia datangi untuk mencari pinjaman guna memulai bisnisnya.
Upayanya berbuah hasil. Ia mendapatkan pinjaman sebesar US$ 86.000 guna memulai bisnis Sun TV. Untuk menambah modal, Kalanithi pun menjual saham yang ada di perusahaannya kepada beberapa sanak saudaranya.
Selanjutnya ia mencari orang-orang yang bisa diajak kerjasama. Kalanithi memulai dari lingkungan alumni universitasnya dulu. Akhirnya ia berhasil mengumpulkan 25 orang di dalam timnya untuk membangun Sun TV.
Setelah mendapatkan pendanaan dan orang-orang yang ia butuhkan, maka langkah selanjutnya adalah mendapatkan transponder. Yang pertama kali Kalanithi dekati adalah Subhash Cahandra, seorang pengusaha media yang beberapa waktu sebelumnya memulai bisnis Zee TV.
Ia mencoba mendekati Subash untuk menanyakan slot sore di transponder milik mereka. Sayangnya upaya tersebut tak berjalan mulus. Keinginan Kalanithi untuk bernegosiasi langsung dengan Subash tak pernah tercapai.
Bahkan proposalnya pun ditolak oleh seorang editor yunior di perusahaan tersebut. Sang editor menilai bahwa gagasan yang Kalanithi bawa tidak akan berhasil. Si editor itu menilai, jumlah penonton dari program-program tersebut terlalu sedikit untuk bisa mendapatkan keuntungan.
Penilaian sang editor, menurut Kalanithi, tidaklah tepat. Pasalnya empat negara bagian di India Selatan menyumbang lebih dari seperempat total populasi di India. Ditambah lagi, sepertiga dari rumah yang di kawasan ini sudah memiliki pesawat televisi. Fakta ini seharusnya menghadirkan sebuah peluang bisnis yang besar.
Tapi bagaimanapun juga ia tetap ditolak. Kalanithi tetap mencari pihak lain yang bisa membantunya. Akhirnya ia berhasil menjalin kesepakatan dengan stasiun ATN untuk meluncurkan salurannya.
Meski sudah mendapatkan transponder, namun tantangan untuknya belumlah selesai. Teknologi yang ia adopsi di India masih terbilang baru di negara tersebut. Hal ini membuat dia harus mendorong sejumlah mitra dan vendor untuk mentransformasikan bisnisnya.
Meyakinkan orang lain untuk mengubah bisnis yang telah bertahun-tahun dijalankan tentunya tidak mudah. Tak heran, ia pun membutuhkan waktu cukup lama agar tayangan Sun TV bisa berkembang sedikit demi sedikit.
Selain itu, tantangan lain juga muncul dari persaingan di bisnis penyiaran. Meski stasiun televisi swasta bermunculan, namun stasiun pemerintah masih menguasai pasar di India. Perlahan, tantangan itu bisa Kalanithi lewati hingga menjadi raja stasiun televisi seperti saat ini.
(Bersambung)