Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - PHILADELPHIA. Edison Research memproyeksikan, kandidat Presiden AS dari Partai Republik Donald Trump mengalahkan kandidat Partai Demokrat Kamala Harris di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran seperti North Carolina dan Georgia pada Selasa (5/11/2024).
Kondisi ini semakin mendekatkan Trump untuk kembali ke Gedung Putih.
Melansir Reuters, hasilnya masih belum pasti di lima negara bagian lain yang diperkirakan akan menentukan pemenang pemilu presiden kali ini. Namun, Trump menunjukkan kekuatan di mayoritas negara bagian itu.
Data Reuters menunjukkan, Trump telah memenangkan 246 suara elektoral hingga berita ini diturunkan. Sementara, Harris baru mengumpulkan 182 suara elektoral.
Seorang kandidat membutuhkan total setidaknya 270 suara elektoral untuk mengklaim kemenangan pemilihan presidenan tersebut.
Kemenangan Trump di North Carolina dan Georgia meninggalkan Harris dengan jalan yang sempit menuju kemenangan melalui tiga negara bagian utama yaitu Michigan, Pennsylvania dan Wisconsin.
Menurut ajudan kampanye Trump kepada Reuters, mantan presiden AS itu menuju ke pusat konvensi di dekat rumahnya di Palm Beach, Florida, untuk berbicara dengan para pendukung.
Baca Juga: Kabar Terbaru dari Paman Sam, Kamala Harris vs Donald Trump Siapa yang Unggul?
Selain itu, Partai Republik juga memenangkan mayoritas Senat AS setelah membalik kursi Demokrat di Virginia Barat dan Ohio.
Tidak ada partai yang tampaknya memiliki keunggulan dalam perjuangan untuk mengendalikan Dewan Perwakilan Rakyat di mana Partai Republik saat ini memiliki kemenangan tipis.
Trump memasuki Hari Pemilihan dengan peluang 50-50 untuk merebut kembali Gedung Putih, perputaran yang luar biasa dari 6 Januari 2021, ketika banyak pakar menyatakan karier politiknya akan berakhir.
Pada hari itu, gerombolan pendukungnya menyerbu Kongres dan melakukan aksi kekerasan untuk membatalkan hasil pemilihan 2020.
Menurut menurut exit poll Edison, Trump mendapat lebih banyak dukungan dari Hispanik, pemilih yang secara tradisional demokratis, dan warga AS dengan berpenghasilan rendah yang sangat merasakan sengatan harga sejak pemilihan presiden terakhir pada tahun 2020.
Baca Juga: Habiskan US$15,9 Miliar, Pemilu Presiden 2024 Jadi Pemilu Termahal dalam Sejarah AS
Trump memenangkan 45% pemilih Hispanik di seluruh negeri, membuntuti Harris dengan 53% tetapi naik 13 poin persentase dari tahun 2020.
Para pemilih yang fokus utamanya adalah ekonomi memberikan suara sangat besar untuk Trump, terutama jika merasa kondisi mereka lebih buruk secara finansial dibanding empat tahun lalu.
Berdasarkan exit poll, sekitar 31% pemilih mengatakan ekonomi adalah masalah utama mereka. Sekitar 45% pemilih di seluruh negeri mengatakan situasi keuangan keluarga mereka lebih buruk saat ini daripada empat tahun yang lalu, dan mereka lebih menyukai Trump dengan persentase 80% dibanding 17% untuk Harris.
Di Howard University, di mana sebuah pesta dipersiapkan untuk Harris, para pendukung mulai pergi meninggalkan tempat acara untuk mengantisipasi bahwa wakil presiden tidak akan berbicara kepada orang banyak pada Selasa malam.
Tonton: Peluang Kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Amerika Serikat Tiba-tiba Terjun Bebas
Cedric Richmond, ketua bersama kampanye Harris, secara singkat mengatakan Harris tidak akan memberikan pidatonya.
"Kami masih memiliki suara untuk dihitung," katanya. "Kami masih memiliki negara bagian yang belum dihitung."