Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Konferensi Global Milken Institute 2025, CEO Nvidia Jensen Huang menyampaikan pandangan tegas dan visioner mengenai masa depan kecerdasan buatan (AI) dan dampaknya terhadap dunia kerja global.
Mengutip financialexpress, dalam pidatonya, Huang menekankan bahwa setiap pekerjaan akan terdampak oleh AI, meskipun tidak semua akan digantikan.
"Setiap pekerjaan akan terdampak, beberapa pekerjaan akan tercipta, namun semua akan mengalami perubahan," ujar Huang.
Ancaman Sebenarnya: Bukan AI, Tapi Ketertinggalan dalam Menguasainya
Lebih lanjut, Huang menepis kekhawatiran bahwa kecerdasan buatan akan menyebabkan gelombang besar pengangguran. Menurutnya, ancaman nyata bukanlah AI itu sendiri, melainkan mereka yang tidak memanfaatkan AI dengan efektif.
Baca Juga: Selain Jensen Huang, para Konglomerat Ini Pernah Gugup Berbicara di Depan Umum
"Anda tidak akan kehilangan pekerjaan karena AI. Anda akan kehilangan pekerjaan karena seseorang yang menggunakan AI," tegasnya.
Pernyataan ini menjadi peringatan sekaligus ajakan kepada profesional dari berbagai bidang untuk segera beradaptasi dengan teknologi ini, alih-alih menolaknya.
Kekurangan Tenaga Kerja Global dan Peluang Baru dari AI
Berbeda dengan narasi umum tentang pengangguran massal akibat otomatisasi, Huang mengangkat fakta lain: kekurangan tenaga kerja secara global. Ia menyebutkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, kita dapat membayangkan kesempatan untuk menambahkan 30 hingga 40 juta pekerja kembali ke angkatan kerja melalui pemanfaatan AI.
AI, menurutnya, dapat meruntuhkan hambatan masuk untuk tugas-tugas kompleks yang sebelumnya membutuhkan keahlian tinggi, seperti pengkodean.
“Vibe Coding” dan Interaksi Multibahasa
Huang juga memperkenalkan konsep “vibe coding”, yakni cara baru dalam berinteraksi dengan sistem pemrograman menggunakan gambar, perintah teks, bahkan suara.
Ia menjelaskan bahwa AI masa kini telah mencapai tingkat kemampuan luar biasa: "AI dapat berbicara dalam bahasa apapun yang Anda inginkan."
Hal ini menjadikan AI semakin inklusif dan mudah diakses oleh kalangan non-teknis, membuka jalan bagi lebih banyak orang untuk terlibat dalam sektor teknologi dan inovasi.
Baca Juga: CEO Nvidia Jensen Huang Tak Pernah Memakai Jam Tangan, Alasannya Sederhana...
AI sebagai Katalis Pertumbuhan Ekonomi Global
Huang menilai bahwa kecerdasan buatan adalah sarana terbaik untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) global. Dengan kemampuannya dalam meningkatkan produktivitas, mempercepat inovasi, dan memperluas partisipasi ekonomi, AI diyakini menjadi motor penggerak utama pertumbuhan ekonomi masa depan.
Ia juga memberikan nasihat tegas: “Jangan menjadi orang yang mengabaikan teknologi ini, karena itu akan merugikan Anda sendiri.”
Meskipun kekhawatiran publik masih tinggi, laporan terbaru — termasuk dari SEO.AI — menunjukkan bahwa hanya sekitar 14% pekerja yang mengalami gangguan akibat AI hingga saat ini. Ini menunjukkan bahwa dampak langsungnya masih tergolong rendah dibandingkan ketakutan awal yang tersebar luas.