kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Jepang Beri Insentif Ratusan Juta Bagi Wanita Lajang yang Pindah ke Desa & Menikah


Jumat, 30 Agustus 2024 / 09:17 WIB
Jepang Beri Insentif Ratusan Juta Bagi Wanita Lajang yang Pindah ke Desa & Menikah
ILUSTRASI. Jepang akan memberikan dukungan finansial kepada para wanita lajang yang pindah ke daerah pedesaan dari Tokyo untuk menikah pada tahun fiskal 2025. REUTERS/Kim Kyung-Hoon


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Seorang sumber Japan Times membisikkan, pemerintah Jepang akan memberikan dukungan finansial kepada para wanita lajang yang pindah ke daerah pedesaan dari Tokyo untuk menikah pada tahun fiskal 2025.

Kebijakan ini digulirkan Jepang pada saat populasi wanita muda di pedesaan menyusut, sementara di sisi lain, Tokyo menjadi lebih padat penduduk.
 
Sang sumber bilang, pemerintah berencana untuk mengalokasikan dana yang dibutuhkan untuk inisiatif tersebut dalam anggarannya untuk tahun fiskal yang dimulai pada bulan April 2025. 
 
Secara khusus, pemerintah akan memperluas program subsidi yang ada untuk pemerintah daerah dengan menyediakan hingga 1 juta yen atau Rp 106 juta bagi mereka yang pindah dari 23 distrik di Tokyo.
 
Sebagai bagian dari inisiatif tersebut, negara akan menanggung biaya bagi para wanita untuk bepergian dari Tokyo ke daerah pedesaan untuk menghadiri acara perjodohan dan memberi mereka lebih banyak uang jika mereka benar-benar pindah ke daerah tersebut, kata sumber tersebut. 
 
Rinciannya, seperti jumlah yang harus dibayarkan, akan dipertimbangkan selama proses penyusunan anggaran.
 
 
Dalam beberapa tahun terakhir, arus masuk wanita ke wilayah Tokyo Raya lebih besar daripada arus masuk pria. 
 
Menurut seorang pejabat pemerintah, perempuan dari pedesaan cenderung tidak kembali ke kampung halaman atau daerah lain di luar Tokyo setelah mereka pindah ke ibu kota untuk menempuh pendidikan atau bekerja.
 
Tren ini menyebabkan jumlah perempuan lajang di pedesaan menurun di bawah jumlah laki-laki lajang.
 
Menurut sensus nasional tahun 2020, gabungan populasi wanita lajang berusia antara 15 dan 49 tahun di 46 dari 47 prefektur di Jepang, tidak termasuk Tokyo, mencapai sekitar 9,1 juta, sekitar 20% lebih sedikit dari 11,1 juta laki-laki lajang dalam kelompok usia yang sama. 
 
Kesenjangan tersebut mencapai sekitar 30% di beberapa prefektur.
 
 
Mencegah depopulasi akan lebih sulit di daerah pedesaan di masa mendatang karena jumlah perempuan muda yang menurun. 
 
Oleh karena itu, pemerintah memutuskan bahwa memberikan dukungan intensif kepada perempuan lajang yang tertarik pindah ke pedesaan sangatlah penting.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×