Reporter: Femi Adi Soempeno |
TOKYO. Jepang yakin bakal bisa memegang peranan penting di panggung perekonomian dunia. Saat pucuk pimpinan Eropa justru menuduh dan bilang, "Saya sudah mengatakan hal itu sebelumnya," Jepang dan beberapa negara Asia mempertimbangkan bagaimana untuk mengisi kekosongan yang ada.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) berkomitmen bakal menggelontorkan triliunan dolar untuk memberi jaminan pada perbankan. Sementara itu, negara-negara di Asia mengguyuri dengan setoran tunai. Bahkan Jepang, juga berupaya menghadapi resesi dengan caranya sendiri. Negeri Sakura ini menggunakan dana cadangannya senilai US$ 2 triliun untuk menyokong perekonomian negaranya.
"Dominasi perekonomian AS yang meraksasa telah mengguncang," kata Takatoshi, profesor di University of Tokyo. "Kini kartunya telah berbalik dan negara-negara Asia seperti Jepang bisa memegang peranan dan penyedia modal," imbuhnya.
Beberapa pihak bisa jadi meragukan Jepang, yang menderita di era 1990 namun menunjukkan ototnya yang kian menguat saat ini, bahkan sekarang mulai punya andil untuk menyarankan apa yang harus dilakukan.
Belakangan, Shoichi Nakagawa, Menteri Keuangan Jepang, menawarkan US$ 996 miliar dari cadangan devisanya untk menyelamatkan sejumlah negara dari kebangkrutan finansial. Sejumlah pembuat undang-undang menyarankan untuk memberikan pinjaman dalam mata uang Yen untuk membantu negara-negara berkembang membangun jalanan dan power plant, untuk memulihkan pertumbuhan global.
Toh, Shiozaki dan sejumlah petinggi Jepang lainnya sangat berhati-hati dalam ambisinya ini, dan tak ada satupun yang menyatakan secara terang-terangan tentang keinginannya untuk menggantikan posisi Amerika sebagai negara yang menggawangi perekonomian dunia. Lebih dari itu, apa yang mereka ramalkan adalah Amereka membagi kekeliruan tentang ekonomi global dengan China dan India, seperti Eropa dengan Jepang.