Sumber: Bloomberg | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
TOKYO. Capital Economics Ltd memprediksi, Jepang merupakan negara pertama dari Kelompok Tujuh (Group of Seven) perekonomiannya kembali pulih setelah mengalami penurunan akibat krisis finansial global.
“Jepang berhasil menghindari ketidakseimbangan perekonomian dan keuangan yang membuat perekonomian sejumlah negara menuju ke jurang resesi,” jelas Julian Jessop, chief international economist dari Capital Economics di London.
Meski demikian, jelas Jessop, pertumbuhan di negara dengan perekonomian terbesar dunia tersebut masih akan tetap lebih rendah dibanding prediksi sebelumnya. Hal tersebut terjadi seiring dengan semakin melemahnya ekspor, semakin turunnya harga sejumlah saham, dan menguatnya nilai yen.
Diperkirakan, perekonomian Jepang akan tumbuh 0,5% pada 2008 dan 0,8% pada tahun depan. Sebelumnya, Capital Economics memprediksi, pertumbuhan Jepang tahun ini mencapai 0,8% dan 1,2% pada 2009.
“Meski demikian, sepertinya Jepang menjadi negara pertama yang akan kembali pulih. Sebab, perekonomian Jepang saat ini kondisinya masih baik dibandingkan dengan penurunan sebelumnya,” jelasnya.
Kenaikan harga minyak dan komoditas yang merupakan alasan utama atas terjadinya penurunan perekonomian hingga saat ini, kini, mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Catatan saja, harga minyak mentah saat ini sudah mengalami penurunan 43% sejak menyentuh rekor tertinggi pada Juli lalu. Harga barang-barang impor mengalami penurunan 4,7% pada bulan lalu dibanding tahun sebelumnya. Menurut bank sentral Jepang, angka tersebut merupakan penurunan terbesar sejak April 1986.
Jessop mengatakan, perusahaan-perusahaan Jepang saat ini berada dalam kondisi sehat dibanding masa sebelum resesi. Bahkan diperkirakan, pihak eksportir akan terus mengeruk keuntungan dari pertumbuhan ekonomi China yang pada Juli lalu pertumbuhannya berhasil melampaui AS.
“Jepang berhasil menghindari ketidakseimbangan perekonomian dan keuangan yang membuat perekonomian sejumlah negara menuju ke jurang resesi,” jelas Julian Jessop, chief international economist dari Capital Economics di London.
Meski demikian, jelas Jessop, pertumbuhan di negara dengan perekonomian terbesar dunia tersebut masih akan tetap lebih rendah dibanding prediksi sebelumnya. Hal tersebut terjadi seiring dengan semakin melemahnya ekspor, semakin turunnya harga sejumlah saham, dan menguatnya nilai yen.
Diperkirakan, perekonomian Jepang akan tumbuh 0,5% pada 2008 dan 0,8% pada tahun depan. Sebelumnya, Capital Economics memprediksi, pertumbuhan Jepang tahun ini mencapai 0,8% dan 1,2% pada 2009.
“Meski demikian, sepertinya Jepang menjadi negara pertama yang akan kembali pulih. Sebab, perekonomian Jepang saat ini kondisinya masih baik dibandingkan dengan penurunan sebelumnya,” jelasnya.
Kenaikan harga minyak dan komoditas yang merupakan alasan utama atas terjadinya penurunan perekonomian hingga saat ini, kini, mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan.
Catatan saja, harga minyak mentah saat ini sudah mengalami penurunan 43% sejak menyentuh rekor tertinggi pada Juli lalu. Harga barang-barang impor mengalami penurunan 4,7% pada bulan lalu dibanding tahun sebelumnya. Menurut bank sentral Jepang, angka tersebut merupakan penurunan terbesar sejak April 1986.
Jessop mengatakan, perusahaan-perusahaan Jepang saat ini berada dalam kondisi sehat dibanding masa sebelum resesi. Bahkan diperkirakan, pihak eksportir akan terus mengeruk keuntungan dari pertumbuhan ekonomi China yang pada Juli lalu pertumbuhannya berhasil melampaui AS.
Berita Terkait
Internasional
Krisis Kredit Runtuhkan Bursa Saham Jepang
Internasional
Jepang Siap Gelontorkan Cadangan Devisa ke IMF
Internasional
Jepang Bekukan Penjualan Saham Senilai US$ 20 Miliar
Internasional