Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Kamis (7/8/2025) menyatakan akan mencalonkan Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Stephen Miran, untuk mengisi posisi kosong di Dewan Gubernur The Fed.
Penunjukan ini bersifat sementara hingga masa jabatan tersebut berakhir pada 31 Januari 2026.
Miran akan menggantikan Gubernur The Fed Adriana Kugler yang secara mengejutkan mengundurkan diri pekan lalu untuk kembali mengajar di Georgetown University.
Baca Juga: Wall Street Kamis (7/8): S&P 500 Terseret Saham Eli Lilly, Nasdaq Cetak Rekor Baru
Gedung Putih menyebut pencarian kandidat permanen untuk kursi 14 tahun di Dewan Gubernur yang akan resmi kosong mulai 1 Februari masih berlangsung.
Trump juga tengah mempertimbangkan pengganti Jerome Powell sebagai Ketua The Fed, mengingat masa jabatan Powell akan habis pada 15 Mei 2026.
Langkah ini memberi Trump peluang lebih besar untuk mendorong pelonggaran kebijakan moneter. Trump telah lama menekan The Fed agar menurunkan suku bunga, namun tidak membuahkan hasil.
Ingin Reformasi The Fed dan Sentralisasi Bank Regional
Miran dikenal sebagai pendukung reformasi besar-besaran terhadap struktur The Fed.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan tahun lalu oleh Manhattan Institute, ia menyerukan peningkatan kontrol presiden atas The Fed, pemangkasan masa jabatan para gubernur, penghentian praktik "revolving door" antara pemerintah dan The Fed, hingga nasionalisasi 12 bank regional The Fed.
Namun, masih belum jelas apakah Miran akan cukup lama menjabat untuk bisa memengaruhi arah kebijakan atau memberikan suara dalam rapat penentuan suku bunga.
Baca Juga: The Fed Diprediksi akan Memangkas Suku Bunga, Tapi Dolar AS Masih Berpeluang Tertekan
Ia juga masih harus melewati proses konfirmasi oleh Senat, yang saat ini dikuasai oleh Partai Demokrat.
Senator Elizabeth Warren, anggota senior Komite Perbankan Senat, langsung mengkritik pencalonan tersebut.
Dalam unggahan di platform X, ia menyebut Miran sebagai "loyalis Trump" dan "arsitek utama kebijakan tarif kacau yang merugikan rakyat Amerika".
Ia menegaskan akan mengajukan pertanyaan keras soal keberpihakannya kepada rakyat atau kepada Trump.
Senat sendiri sedang dalam masa reses musim panas hingga 2 September, menyisakan empat kali pertemuan penetapan kebijakan The Fed sebelum akhir masa jabatan Miran.
Arah Suku Bunga Masih Jadi Perdebatan
Pada pertemuan Juli lalu, The Fed mempertahankan suku bunga acuannya di kisaran 4,25%–4,50%.
Ketua The Fed Jerome Powell menyebut inflasi yang masih tinggi dan dampak lanjutan dari tarif Trump sebagai alasan kebijakan tetap ketat.
Baca Juga: Trump Akan Tunjuk Pengganti Sementara Gubernur The Fed Adriana Kugler
Namun, laporan ketenagakerjaan terbaru pemerintah AS menunjukkan bahwa penciptaan lapangan kerja selama beberapa bulan terakhir lebih lemah dari perkiraan sebelumnya.
Hal ini memicu spekulasi bahwa The Fed dapat mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga lebih cepat, bahkan mungkin pada pertemuan 16-17 September mendatang.
Beberapa pejabat The Fed juga mulai meragukan efek inflasi dari tarif baru, sejalan dengan pandangan dua gubernur yang bulan lalu menyatakan perbedaan pendapat dalam rapat kebijakan.