Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Pemerintah Jepang menyatakan telah mencatat sejumlah kemajuan dalam putaran kelima perundingan dagang dengan Amerika Serikat, yang difokuskan pada upaya mengakhiri tarif tinggi yang dinilai merugikan perekonomian Jepang.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Negosiator Tarif Jepang, Ryosei Akazawa, setelah pertemuan dengan pejabat tinggi AS di Washington pada hari Jumat (6 Juni 2025).
Tarif Tinggi Rugikan Ekonomi Jepang
"Tarif sudah diberlakukan atas mobil, suku cadang otomotif, baja, dan aluminium—beberapa di antaranya bahkan meningkat dua kali lipat menjadi 50%, ditambah dengan tarif umum sebesar 10%. Ini menyebabkan kerugian ekonomi harian bagi Jepang," kata Akazawa usai bertemu Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick.
Baca Juga: Ini Jajaran Miliarder Jepang Tahun 2025, Pemilik Uniqlo Masih Jadi Nomor Satu
Meski mengakui adanya kemajuan, Akazawa enggan mengungkapkan rincian capaian dalam perundingan tersebut.
Tenggat Semakin Dekat: Tarif 24% Mulai Juli
Putaran kelima ini diperkirakan menjadi pertemuan tatap muka terakhir antara pejabat senior Jepang dan AS sebelum perhelatan Group of Seven (G7) Leaders Summit yang akan dimulai pada 15 Juni. Dalam forum tersebut, Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba.
Jika tidak tercapai kesepakatan, Jepang terancam menghadapi tarif baru sebesar 24% mulai Juli 2025.
"Kami ingin kesepakatan secepat mungkin. KTT G7 menjadi momen krusial, dan bila para pemimpin bertemu, kami ingin menunjukkan bahwa ada kemajuan nyata," ujar Akazawa.
"Namun, kami tetap harus menyeimbangkan urgensi dengan kepentingan nasional kami," tambahnya.
Baca Juga: Jepang akan Naikkan Target Investasi Langsung Asing jadi US$ 1 Triliun pada 2030
Strategi Jepang: Dari Pertahanan hingga Otomotif
Sebagai bagian dari strategi perundingan, Jepang sebelumnya mengusulkan beberapa poin tukar seperti:
-
Peningkatan pembelian peralatan pertahanan dari AS
-
Kolaborasi teknologi dalam industri galangan kapal
-
Revisi standar impor kendaraan bermotor
-
Peningkatan impor produk pertanian dari Amerika Serikat
Selain itu, menurut laporan surat kabar Asahi, Jepang juga menawarkan skema pengurangan tarif otomotif berdasarkan kontribusi masing-masing negara terhadap industri otomotif AS.
Meskipun menunjukkan fleksibilitas dalam negosiasi, Akazawa menegaskan bahwa posisi Jepang tetap tidak berubah. "Tarif yang diberlakukan saat ini tidak dapat diterima," tegasnya.